JAKARTA - Ekonom Senior Indef Faisal Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat di bawah 5 persen pada 2024.
"Jadi pertumbuhan ekonomi saya perkirakan tahun ini maksimum 4,8 persen tepi saya cenderung 4,7 persen. Karena setiap tahun Pemilu investasi memang turun, selalu, pasca reformasi," tuturnya.
Faisal menyampaikan sentimen yang akan mempengaruhi ekonomi Indonesia berasal dari faktor internal.
"Ekonomi Indonesia ke depan diperkirakan dinamikanya gejolaknya lebih banyak disebabkan faktor-faktor internal," katanya.
Menurut Faisal salah satunya dari beberapa pejabat negara yang masuk menjadi juru kampanye para pasangan calon presiden dan wakil presiden akan mempengaruhi kinerjanya.
"Tahun ini bisa kalian bayangkan. Ada 15 menteri atau wakil menteri tidak kerja, mereka jadi timses (tim sukses)," tegasnya.
Faisal mencontohkan seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
BACA JUGA:
"Menko Perekonomian kerjaan kampanye terus. Luhut banyak mengomentari capres daripada urusannya. Menteri Investasi sudah kelotokan itu, tidak punya malu lagi. Moeldoko, sudah nggak ada yang kerja nih," paparnya.
Menurut Faisal ketidakpastian akibat Pemilu akan membuat dunia usaha menunda rencana investasi dan ekspansi.
"Misalnya kalau 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) menang katanya perubahan radikal. Mau investasi di IKN (Ibu Kota Negara) bisa nggak jadi, ekstremnya kan begitu," tutur Faisal.
Faisal menyampaikan investasi memiliki punya peranan penting dalam perekonomian lantaran mencapai sekitar 30 persen, hanya kalah dari konsumsi rumah tangga.