JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal tudingan Cawapres nomor urut 2, Muhaimin Iskandar yang menyebut program hilirisasi ugal-ugalan yang dilakukan pemerintah tidak membawa kesejahteraan kepada masyarakat.
Tudingan tersbut disampaikan Cak Imin dalam debat keempat Cawapres yang berlangsung pada Minggu 21 Januari yang lalu.
Melalui postingan di laman instagramnya, sambil terkekeh Luhut mengatakan ingin mengundang Cak Imin untuk mengunjungi Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang merupakan kawasan industri terpadu untuk pengolahan logam berat dan berlokasi di Desa Lelilef, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
Selain Weda Bay, Luhut juga mengajak Muhaimin berkunjung ke kawasan industri berbasis pengolahan nikel di Morowali.
"Saya sebenarnya pengen mengundang Muhaimin berkunjung ke Weda Bay dan Morowali untuk melihat sendiri. Seeing is believing, daripada anda berbohong kepada publik. Yang menurut saya itu karakter yang engga bagus untuk mencapai sesuatu posisi anda membohongi publik dengan informasi seperti tadi," ujar Luhut yang dikutip dari laman Instagramnya, Rabu 24 Januari.
Luhut mengeklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, angka kemiskinan di Sulawesi Tengah pada tahun 2015 sebesar 14,7 persen dan pada tun 2023 turun menjadi 12,4 persen.
"Itu apa? Ya karena pertumbuhan ekonomi di sana. Jadi terjadi cukup perbaikan di sana," kata dia.
MEski demikian Luhut menyebut hal tersbut tidak cukup. Pemerintah juga telah mendirikan Politeknik Pertambangan dengan tenaga pengajar berkelas dari ITB hingga Universitas Indonesia (UI) yang bahkan telah dikirim untuk melakukan praktik industri di Tiongkok.
"Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan. Kita kan mana pernah ada politeknik bermutu di luar Jawa sebelumnya. Ayolah tunjukin coba! Jangan bbohong pergi lihat sana," tegas Luhut.
TKA Mendominasi
Terkait tudingan Cak Imin mengenai tenaga kerja asing (TKA) yang masih mendominasi industri pertambangan dan pemurnian, Luhut menepis tudingan tersbut dengan memaparkan data yang menyebutkan jumlah TKA hanya berkisar 10-15 persen.
TKA tersbutm, kata Luhut, hanya digunakan untuk pekerjaan yang belum bisa dilakukan sendiri oleh tenaga kerja dalam negeri.
BACA JUGA:
Ia juga menyebut pengunaan TKA dalam industri hilirisasi sudah mulai berkurang seiring dengan peatihan yang gencari diberikan melalui pendidikan dan pelatihan.
"Ya itu suatu proses yang harus kita lalui. Jangan kita juga munafik dan membohongi publik dengan menyebarkan berita palsu. Apalagi anda calon pemimpin. Karakter itu menurut saya yang nomor 1 bukan soal pintar," pungkas Luhut.