Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara mengenai BUMN yang diduga terjerat kasus suap dengan perusahaan perangkat lunak asal Uni Eropa yang berpusat di Jerman, SAP SE.

Arya bilang setelah membaca di informasi yang ada, disebutkan bahwa dugaan suap ini terjadi di Pertamina pada tahun 2017, Angkasa Pura I 2012, dan Angkasa Pura II 2015.

“Tapi kami kan belum dapat detailnya. Semoga nanti dengan data-data yang detail, teman-teman BUMN kami percaya bisa bekerja sama dengan siapa pun untuk hal ini,” ujar Arya, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis, 18 Januari.

Meski begitu, Arya mengatakan pada prinsipnya Kementerian BUMN mendukung hal-hal yang berkaitan dari bersih-bersih BUMN. Hal ini juga sesuai dengan program yang dijalankan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Jadi kita support hal-hal yang memang merupakan bagian dari bersih-bersih di BUMN juga lah. Itu kan programnya Pak Erick selalu ke sana arahnya,” tuturnya.

Sekadar informasi, SAP merupakan perusahaan perangkat lunak Uni Eropa yang berpusat di Jerman. Perusahaan ini memasarkan perangkat lunaknya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia melalui SAP Indonesia.

Dalam kasusnya, Departemen Kehakiman Amerika Serikat merilis laporan SEC AS tentang praktik penyuapan SAP di Afrika Selatan dan Indonesia. Dimana dalam laporan tersebut disebutkan ada dua penyuapan yakni kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui BP3TI yang sekarang bernama BAKTI.

Dokumen SEC AS menjadi dasar Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyebutkan praktik suap SAP Indonesia secara lebih luas. Dimana disebutkan perwakilan perusahaan asal Jerman ini menyuap Kementerian Sosial, Pemprov DKI, AP I dan AP II, Pertamina hingga MRT Jakarta.

SAP Indonesia sendiri tercatat mendapatkan proyek sebesar 174.908 dolar AS pada 22 Maret 2018 silam. Namun, SEC tidak menyebutkan nama pejabat yang menerima suap dan besaran uang yang diberikan.