Menteri BUMN Siap Dukung Tiga Program Bersih-bersih Silmy Karim
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) bersama Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim (kiri). (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku siap mendukung tiga program bersih-bersih yang dibawa oleh Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim.

Kata Erick Thohir, hal ini telah jadi semangat dalam mengatur perusahaan pelat merah.

Komitmen Erick Thohir ini disampaikannya usai bertemu dengan mantan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 10 Januari.

“Kita terus bersinergi dalam menjalankan program bersih-bersih BUMN. Saya memastikan @kementerianbumn dan perusahaan-perusahaan BUMN terkait, akan mendukung tiga agenda yang ditetapkan Pak Silmy Karim, Direktur Jendral Imigrasi,” tulis Erick dalam unggahan di Instagram resminya @erickthohir, Selasa, 10 Januari.

“Pelayanan masyarakat, termasuk warga negara asing yang beraktivitas di Indonesia, wajib dilayani dengan baik,” lanjut Erick.

Dalam cuplikan video singkat yang diunggah tersebur, Erick terlihat menanyakan soal program prioritas Silmy Karim.

“Ini pak dirjen Imigrasi yang akan bongkar-bongkar sama bersih-bersih, apa agendanya pak?,” tanya Erick.

Menjawab hal itu, Silmy mengungkapkan tiga program yang menjadi prioritasnya di 100 hari pertama sebagai Dirjen Imigrasi. Program tersebut yakni, mengenai pelayanan, digitalisasi, dan golden visa.

“Jadi ketiga hal ini yang mungkin akan kita upayakan dalam 100 hari ini, dengan dukungan pak Menteri BUMN, tadi sudah diskusi dan di-support, alhamdulillah, terima kasih pak menteri luar biasa. Sehingga mungkin kita bisa deliver lebih cepat,” kata Silmy.

Menanggapi pernyataan Silmy, Erick memastikan akan memberikan dukungan penuh.

“Kita harus full backup, karena kenapa? Pelayanan yang diminta oleh bapak Presiden Jokowi sangat penting, ini bagian kita juga melayani rakyat kita,” katanya.

“Dan juga melayani bangsa-bangsa lain yang mau datang ke Indonesia, apakah berwisata atau untuk investasi, yang bisa membuka lapangan pekerjaan,” sambungnya.

Erick menilai, salah satu kunci tujuan itu bisa tercapai adalah pada Direktorat Jenderal Imigrasi, karena menjadi salah satu pintu yang perlu dilewati.

“Nah ini kuncinya disini (Dirjen Imigrasi), kalau dia enggak bisa datang ke Indonesia, ngga ada pembukaan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

Namun sayangnya, Erick tak menjelaskan jenis dukungan atau kerja sama yang dijalin.

Erick hanya mencontohkan beberapa dukungan yang kemungkinan bisa dilakukan melalui Telkom atau Himpunan Bank Negara (Himbara).

“Jadi kita dukung, apakah itu sistem nanti dari Telkom, dari Himbara apa yang sudah terjadi hari ini pelayanan daripada lounge buat tenaga kerja migran dan lain-lain, kita dukung lah,” tutur Erick.