Luhut: Penyediaan BBM Rendah Sulfur Dibutuhkan untuk Perbaiki Kualitas Udara di Jakarta
Ilustrasi polusi (Foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, upaya peningkatan kualitas udara di DKI Jakarta masih berpeluang besar untuk diperbaiki.

Hal tersebut diungkapkan Luhut saat rapat lintas kementerian/lembaga dan instansi terkait di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Rabu, 17 Januari.

Luhut menyebut, salah satu upayanya adalah dengan perbaikan emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan BBM rendah sulfur di DKI Jakarta.

"Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN melalui Pertamina untuk penyediaan BBM rendah sulfur setara standar Euro 4 di DKI pada triwulan dua (2024) secara bertahap serta menyiapkan roadmap penyediaan BBM standar Euro 5/6," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 18 Januari.

Dia menilai, selain menyediakan BBM rendah sulfur, perlu juga dilakukan upaya pengembangan angkutan umum dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Menurut Luhut, Pemprov DKI Jakarta melalui TransJakarta perlu melakukan peningkatan cakupan area dan tingkat pelayanan kendaraan umum di titik titik krusial melalui kendaraan listrik.

"Ini bisa dilakukan dengan tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang," ucapnya.

Tak sampai di situ, Luhut juga memberikan arahan kepada Kementerian LHK dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk merumuskan peta jalan akselerasi peningkatan baku mutu emisi kendaraan ke Euro 5/6 yang sesuai dengan kesiapan penyediaan BBM.

Ke depan, Luhut meminta seluruh kementerian/lembaga untuk mendorong penggunaan KBLBB, baik untuk kendaraan operasional ataupun sosialisasi kepada masyarakat.

"Kementerian BUMN untuk mengkoordinasi pengembangan infrastruktur dan faktor pendukung penggunaan KBLBB, seperti stasiun pengisian daya dan pendanaan," kata dia.

Lebih lanjut, Luhut juga meminta KLHK dan Kementerian ESDM bersama PLN untuk membuat rumusan percepatan peningkatan baku mutu emisi pembangkit listrik, terutama yang berlokasi di dekat Jabodetabek.

"KLHK dan Kemenperin juga ikut melakukan perumusan peningkatan baku mutu emisi industri serta Kemenkeu bersama kementerian/lembaga terkait untuk penyiapan analisa dampak ekonomi dan kebutuhan anggaran dari program program di atas," imbuhnya.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga menyebut, bahwa anggaran untuk subsidi kesehatan akibat polusi udara di Jakarta sudah mencapai sekitar Rp10 triliun.

"Subsidi kesehatan sekarang gara-gara ini (polusi udara) hampir Rp10 triliun lebih. Jadi, kami mau bagaimana, pilihan-pilihannya memang tidak banyak. Namun, dengan efisiensi yang kami buat di sana-sini, menurut saya itu sangat penting," kata Luhut dalam keterangan video pada akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip Sabtu, 13 Januari 2024.

Oleh karena itu, Luhut pun menyebut setidaknya ada dua solusi dari permasalahan polusi udara di ibu kota tersebut.

Pertama, Luhut menuturkan pemerintah akan mempercepat penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Jakarta. Kedua, pemerintah akan mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan standar internasional Euro 4 dan Euro 5.