Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan kamis 11 Januari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didorong data eksternal dan internal. 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari rabu 10 Januari, Kurs rupiah spot melemah 0,32 persen ke Rp15.570 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup melemah 0,32 persen ke level harga Rp15.568 per dolar AS. 

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan fokus utama tetap pada, data CPI AS yang dirilis pada hari Kamis diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit meningkat di bulan Desember. 

"Inflasi yang stagnan, ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," Ujarnya dikutip Kamis 11 Januari. 

Para pedagang terlihat terus mengurangi pertaruhan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga secepatnya pada bulan Maret 2024. Alat CME Fedwatch menunjukkan pertaruhan terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dengan peluang 63,6 persen, turun dari peluang 69,6 persen yang terlihat dalam seminggu. yang lalu. 

Dari sisi internal, Pasar merespon negatif dari rilis Bank Dunia, dalam Global Economic Prospects January 2024 memperkirakan ekonomi global akan melambat ke 2,4 persen pada tahun ini dibandingkan 2,6 persen pada 2023. 

Sedangkan, ekonomi dunia diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,7 persen pada 2025, proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Juni lalu yakni 3,0 persen.

Pertumbuhan sebesar 2,6 persen pada 2023 juga akan menjadi yang terendah dalam 50 tahun, di luar resesi global saat pandemi. Bank Dunia juga menyebut ini adalah kali pertama mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi terus melandai selama tiga tahun beruntun.

Kemudian, Ibrahim menyampaikan Bank Dunia juga mengingatkan adanya risiko besar untuk pertumbuhan ke depan dari konflik di Timur Tengah, gangguan di pasar komoditas, mahalnya ongkos pinjaman, bengkaknya utang, melandainya ekonomi China, inflasi yang masih tinggi, serta perubahan iklim yang ekstrim.

"Sementara untuk Indonesia, Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini di angka 4,9 persen. Namun, mereka memangkas proyeksi 2025 menjadi 4,9 persen, dari 5,0 persen pada proyeksi Juni lalu.Proyeksi bank dunia tidak sejalan dari proyeksi pemerintah sebesar 5,2 persen," Jelasnya. 

Salah satu dampak sulitnya pertumbuhan ekonomi 2024 di 5,2 persen adalah Indonesia tidak akan lagi mendapat berkah dari lonjakan harga komoditas untuk tahun ini dan tahun depan sehingga akan berpengaruh terhadap ekspor impor serta melandainya ekonomi China salah satu mitra bisnis terbesarnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis 11 Januari dalam rentang harga Rp15.550- Rp15.600 per dolar AS.