Rupiah Berpotensi Melemah di Tengah Tekanan Eksternal
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa 9 Januari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring turunnya ekspetasi pasar terkait pemangkasan suku bunganya The Fed.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari senin 8 Januari, Kurs rupiah spot melemah 0,06 persen ke Rp15.526 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jisdor ditutup melemah tipis 0,03 persen ke level harga Rp15.522 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang mengurangi taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya secepatnya pada bulan Maret.

"Gagasan ini diperburuk oleh data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat yang menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja yang memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," ujarnya dikutip Selasa 9 Januari.

Inflasi AS menjadi fokus setelah data nonfarm payrolls mengejutkan Pasar kini fokus pada data utama inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Kamis ini.

Ibrahim menyampaikan angka tersebut muncul setelah laporan gaji yang kuat, diperkirakan menunjukkan peningkatan inflasi dari bulan sebelumnya.

Tanda-tanda inflasi yang kaku merupakan pertanda buruk bagi spekulasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed, mengingat pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua hal utama yang menjadi pertimbangan bank sentral ketika menyesuaikan kebijakan moneter.

"The Fed juga telah memperingatkan bahwa tanda-tanda inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja kemungkinan besar akan menghambat penurunan suku bunga lebih awal," jelasnya.

Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang menarik kembali ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga di bulan Maret.

Para pedagang sekarang memperkirakan peluang sekitar 63 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Maret, turun dari peluang lebih dari 73 persen yang diperkirakan pada minggu lalu.

Dari sisi internal, rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tahun 2024 semakin meningkat dikalangan pengusaha dan masyarakat cerdik pandai, terlebih memasuki tahun politik.

Indonesia memiliki orang-orang kapabel yang nantinya bisa menjalankan tugas dalam mengatur perekonomian Indonesia.

Mereka diproyeksi akan mendukung siapapun presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti.

Kemudian, Ibrahim menyampaikan ada perilaku unik dari para pebisnis atau investor yang ada di Indonesia pada 2024 ini.

Mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa, dan tidak akan terganggu dengan berlangsungnya pemilu.

"Dan hal yang menarik dalam pemilu kali ini adalah bahwa dunia usaha baik asing maupun konglomerat besar Indonesia tidak menyesuaikan perilaku investasi atau komersialnya karena Pemilu," jelasnya.

Sebagai informasi, selama 25 tahun terakhir, dunia usaha baik di Indonesia maupun asing cenderung berhenti atau berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi besar maupun keputusan komersial menjelang pemilu.

Ini disebabkan karena adanya potensi perubahan kebijakan dari pemimpin yang terpilih.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa 9 Januari dalam rentang harga Rp15.510- Rp15.550 per dolar AS.