Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin 8 Januari 2024 diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring turunnya ekspetasi para pedagang terkait bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari jumat 5 Januari, Kurs rupiah spot melemah 0,16 persen ke Rp15.516 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup menguat tipis 0,05 persen ke level harga Rp15.518 per dolar AS. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Greenback melonjak minggu ini karena para pedagang mencari lebih banyak keyakinan bahwa The Fed akan mulai memotong suku bunga pada awal tahun 2024. 

"Para pedagang terlihat mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, sementara cakupan penuh dari potensi pemotongan tersebut juga masih belum jelas, dikutip senin 8 Januari. 

Selain itu, Alat CME Fedwatch melihat para pedagang menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024 menjadi 62 persen dari 72 persen yang terlihat pada minggu sebelumnya. 

Pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang lebih lemah adalah dua faktor utama yang dipertimbangkan oleh The Fed dalam memangkas suku bunganya. 

Meskipun keduanya telah melemah secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, para pedagang masih belum yakin apakah hal tersebut akan cukup untuk mendorong pelonggaran moneter agresif oleh The Fed pada tahun 2024.

Dari sisi internal, Pemerintah optimis kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus di tahun 2024. Adapun hingga November 2023 neraca perdagangan RI tercatat surplus 43 berturut-turut dengan nilai 33,63 miliar dolar AS.

Seperti diketahui, pemerintah juga menetapkan target neraca perdagangan Indonesia pada 2023 surplus sebesar 38,3 miliar dolar AS– 38,5 miliar dolar AS. Artinya, capaian yang sebesar 33,63 miliar dolar AS masih beum mencapai target yang ditentukan. 

Angka tersebut menurun 16,91 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 50,54 miliar dolar AS.

Ibrahim menyampaikan guna untuk terus mencapai dan mempertahankan surplus neraca perdagangan RI, pihaknya berupaya untuk menemukan pasar baru dan mengembangkan nilai tambah perdagangan. 

"Agar neraca perdagangan tetap surplus, maka kerja keras seluruh stakeholder yang ada dan kata kuncinya adalah kolaborasi, menemukan pasar-pasar baru sebagai nilai tambah," Ujarnya. 

Sebagai informasi, BPS mencatat surplus neraca perdagangan di November 2023 ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas sebesar 4,62 miliar dolar AS. Disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.

Sedangkan, neraca perdagangan untuk komoditas migas menunjukan defisit sebesar 2,21 miliar dolar AS, utamanya komoditas penyumbang defisit yaitu hasil minyak dan minyak mentah. 

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Senin 8 Januari dalam rentang harga Rp15.510- Rp15.560 per dolar AS.