YOGYAKARTA – Momen January Effect selalu ditunggu-tunggu oleh investor di pasar modal karena dapat memberikan dampak positif pada saham pada perdagangan di awal tahun 2024. Bagi Anda yang belum tahu apa itu January Effect pada saham, ini adalah fenomena yang terjadi pada perdagangan saham, di mana ada trend kenaikan pada harga saham di bulan Januari.
Untuk lebih jelasnya, simak informasi tentang apa itu January Effect pada saham dalam artikel berikut ini.
Apa itu January Effect pada Saham?
January Effect adalah kenaikan musiman Indeks Harga Saham (IHSG) selama bulan Januari. Analis umumnya menghubungkan kenaikan ini dengan maraknya pembelian saham setelah harganya anjlok di bulan Desember.
Istilah January Effect pertama kali dikemukakan oleh seorang banker asal Amerika Serikat bernama Sidney Wachtel pada 1942. Berdasarkan rangkuman yang ia buat, sejak 1925 harga saham-saham di bursa saham AS mengalami kenaikan pada bulan Januari, lebih tepatnya sebelum pertengahan dan akhir bulan.
Sedianya, ada sejumlah faktor yang jadi penyebab munculnya fenomena January Effect, di antaranya:
- Saham-saham yang dijual pada akhir tahun diborong oleh manajer investasi.
- Investor yang mendapatkan bonus akhir tahun membeli beberapa saham sehingga mengalami kenaikan harga.
- Pada bulan Desember, investor melakukan penjualan saham untuk mengurangi pajak dan berimbas kepada harga saham yang turun. Akan tetapi, banyak investor yang membelinya kembali di awal tahun dengan harga murah, kemudian membuat harga saham menjadi semakin naik.
- Optimesme investor terhadap prospek di tahun baru.
January Effect di Pasar Saham Indonesia
Kendati dapat memberikan angin segar bagi perdagangan saham di pasar saham Indonesia, fenonema January Effect ternyata tidak selalu terjadi setiap tahunnya.
Sejak 2014 hingga 2023, IHSG sempat beberapa kali tidak mendapatkan January Effect, seperti pada 2020 dan 2021. Pada periode tersebut, seasonality IHSG masing-masing bergerak minus 5,71 dan minus 1,75.
Khusus untuk awal tahun 2024, Phintraco Sekuritas menyatakan ada peluang untuk mendulang cuan pada momen January Effect.
Menurut mereka, IHSG berhasil uji support di hari pertama perdagangan 2024, yakni pada Selasa, 2 Desember 2024. Sementara IHSG hari ini, Rabu, 3 Desember 2023, diperkirakan akan bergerak pada resistance 7.350, pivot 7.300, support 7.250.
Phintraco Sekuritas menyampaikan, IHSG ditutup melemah 0,43 persen ke level 7272,797 pada Jumat, 29 Desember 2023.
“IHSG hari ini berpotensi uji support 7.250. hal itu seiring dengan potensi death cross dari Stochastic RSI,” kata Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Selasa, 2 Januari 2024, dikutip VOI.
Phintraco Sekuritas menambahkan, sentiment positif di awal tahun 2024 berasal dari ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada kuartal I-2024. CME Fedwatch Toll menunjukkan probabilitas pemangkasan The Fed Rate sebesar 71,4 persen pada FOMC Maret 2024.
“Ini memicu penguatan nilai tukar Rupiah sebesar 0,13 persen ke level Rp15.395 per dolar AS di Jumat, 29 Desember 2023 sorem” terang Phintraco Sekuritas.
Dari dalam negeri, ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi yang lebih positif di tahun politik, diharapkan dapat memberikan peluang January Effect di 2024.
Sementara menurut Capital Sensitivy Analysis Index (CSA Index), sebagian besar investor mengindikasikan pelaku pasar masih optimis akan kinerja IHSG di Januari 2024 bergerak positif. January Effect menjadi momentum yang dinantikan akan terjadi di awal tahun dan menjadi pendorong IHSG untuk bergerak ke arah positif.
Demikian informasi tentang ap aitu January Effect pada saham. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.