Bagikan:

JAKARTA - PT Djarum buka suara terkait hilangnya nama perusahaannya dari daftar Konsorsium Nusantara dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Corporate Communications Manager Djarum Budi Darmawan menyampaikan perusahaan milik Robert Budi Hartono dan William Katuari memang sedari awal tidak tergabung dalam Konsorsium Nusantara.

"Djarum dan Wings di IKN sejak awal terlibat dalam kegiatan penghijauannya atau botanical. Jadi, memang sejak awal tidak masuk dalam konsorsium," jelasnya.

Namun, Budi tak merinci apa saja yang akan dilakukan Djarum di Ibu Kota Nusantara. "Djarum tetap ada IKN, tapi bukan di Investasi, melainkan semacam CSR nya," jelasnya.

Meski demikian, Budi menegaskan pihaknya tetap terlibat dalam pembangunan IKN. "Kesimpulannya kami terlibat dalam pembangunan IKN. Jadi, tidak ada istilah hengkang," ujarnya.

Sementara, Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Agung Wicaksono, buka suara usai Grup Djarum dan Wings Group tidak tercantum dalam daftar Konsorsium Nusantara.

Ia menjelaskan, komposisi konsorsium merupakan kewenangan internal para investor yang dapat berubah dari proyek satu ke yang lainnya di IKN sesuai kebutuhan.

"Akan disesuaikan sampai finalnya nanti saat groundbreaking," jelasnya.

Sebagai Informasi, berikut daftar proyek yang bakal groundbreaking di IKN pada bulan Januari-Februari 2024 yaitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), BPJS Kesehatan, PT PLN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

Selanjutnya, Jambuluwuk Hotel & Resort, RGE Hotel Bintang 5 dan Convention Center, Indogrosir, PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), GGS Vivere Group (Showroom Furniture), Sinar Primera (Kawasan Pergudangan), Grand Lucky.

Sementara untuk Green Project yaitu dari Konsorsium Nusantara (Agung Sedayu Grup, Adaro, Sinarmas, Salim, Astra, Barito Pacific, Pulau Intan, Mulia Grup, Kawan Lama, Alfamart) dan Yayasan Arsari.