JAKARTA - Sepanjang 2023, industri pasar modal Indonesia bergerak cukup dinamis di tengah gejolak ekternal.
Tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan jumlah pendatangan terbanyak sejak swastanisasi pada 1992, yakni sebanyak 77 anggota bursa yang Initial Public Offering (IPO).
Meski begitu, sejumlah saham terpantau mengalami kenaikan harga saham yang luar biasa sepanjang tahun berjalan, salah satunya adalah saham PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) yang melesat 1.100 persen.
Meski demikian, terdapat beberapa saham yang terjun bebas sepanjang tahun seperti PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) yang rontok 80,31 persen sepanjang tahun ini.
Berikut daftar saham paling cuan dan boncos sepanjang tahun berjalan berdasarkan data yang dirangkum VOI dari RTI Kamis, 14 Desember.
Posisi pertama saham paling cuan ditempati PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) yang berhasil melesat 1.100 persen secara year to date ke posisi Rp600 per saham.
Kedua PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang mengalami kenaikan saham sebesar 465,79 persen ke posisi Rp5.375 per saham sejak awal tahun atau year to date (YtD).
PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) yang sukses terbang 711,87 persen dan mantap di posisi Rp995 per saham.
PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) yang naik 266,10 persen ke posisi Rp216 per saham.
PT Sumber Global Energy Jaya Tbk (SGER) yang berhasil naik sebesar 248,17 persen ke posisi Rp2.130 per lembar saham.
Selanjutnya PT Barito Pacific Tbk (BRPT), emiten ini berhasil mencatatkan kinerja saham dengan baik yaitu meningkat 113,91 persen ke posisi Rp1.615 per saham.
Kemudian PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di mana sahamnya naik 96,69 persen ke posisi Rp238 per lembar saham.
PT MD Pictures Tbk (FILM) yang mantap berada di posisi Rp3.740 per lembar saham atau naik 95,81 persen.
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) yang berada di posisi Rp190 per lembar saham atau meningkat 84,47 persen.
Terakhir ada PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) yang berada di posisi Rp148 per lembar atau naik 82,72 persen.
Kemudian beberapa saham berdasarkan data RTI menjadi saham paling merugi dengan penurunan kinerja saham yang tajam, berikut daftar saham top losers sepanjang tahun.
PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) anjlok sebesar 80,31 persen ke posisi Rp50 per lembar saham.
Kemudian saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) yang turun sebesar 70,19 persen ke posisi Rp62 per lembar saham.
PT Metro Healthcare Tbk (CARE) yang berada di posisi Rp150 per saham atau turun sebesar 68,49 persen.
PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang boncos 66,44 persen ke posisi Rp50.
Disusul PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) yang juga amblas ke level Rp50 per saham atau turun 65,75 persen.
Selanjutnya emiten yang membuat investornya sedih merugi adalah PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yang turun sebsar 63,81 persen ke posisi Rp76 per lembar.
Kemudian PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) yang tururn menjadi saham Rp188 dengan penurunan 62,77 persen.
Kemudian PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) yang turun menjadi Rp50 atau 62,69 persen. Kemudian disusul saham PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang masing masing turun sebesar 60,94 persen ke posisi Rp50 dan 59,80 persen ke posisi Rp82 per lembar saham.
Adapun, BEI sedikitnya telah mengumumkan peringatan terhadap beberapa emiten yang berpotensi dihapus pencatatannya dari lantai bursa atau delisting.
Emiten tersebut adalah PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL), PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY), PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA),
PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Onix Capital Tbk (OCAP), PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT), PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK), PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA), PT Grand Kartech Tbk (KRAH), dan PT Steadfast Marine Tbk (KPAL).
Kemudian, emiten lain yang terancam delisting adalah PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ), PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI), serta PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE).
BACA JUGA:
Selanjutnya, PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW), PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).
Selain itu, PT Siwani Makmur Tbk (SIMA), PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS), PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), dan PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC).
Kemudian, PT Hotel Mandarin Regency Tbk (HOME), PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB), PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN), dan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP).