JAKARTA - Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berpotensi dihapus atau delisting dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Terkait kondisi ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memiliki solusinya.
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan pihaknya sudah memiliki solusi untuk memulihkan keuangan Waskita Karya. Sehingga, potensi penghapusan pencatatan saham dari pasar modal tidak akan terjadi.
“Ada solusi lah, tunggu aja, tenang aja,” ujar Arya kepada wartawan, ditulis Selasa, 28 November.
Namun sayangnya, Arya enggan mengungkapkan solusi seperti apa yang tengah disiapkan oleh Kementerian BUMN untuk menyalamatkan Waskita dari ancama delisting.
Lebih lanjut, Arya mengatakan Waskita memiliki aset yang bagus. Hanya saja, belum semua pembangunannya rampung. Jika proyek yang digarap rampung dan dijual, Arya optimistis akan berdampak baik pada keuangan perusahaan.
“Jalan tolnya berapa itu, banyak banget, dia asetnya cukup. Tapi kan masih belum selesai. Kalau selesai kan nanti bisa dieksekusi misalnya di jual, kan itu bisa membuat mereka jadi ini lebih sehat lagi,” papar Arya.
Sekadar informasi, pengumuman potensi delisting saham emiten berkode WSKT ini disampaikan Bursa Efek Indonesia pada Rabu 222 November 2023 lalu.
Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk Ermy Puspa Yunita mengatakan pengumuman potensi delisting tersebut merupakan bagian dari peraturan BEI bahwa setiap emiten yang telah menjalani suspensi saham lebih dari 6 bulan akan mendapatkan pengumuman potensi delisting tersebut.
“Sampai dengan saat ini, saham Perseroan telah menjalani suspensi saham selama 6 bulan sejak bulan Mei 2023 berkaitan dengan penundaan pembayaran bunga dan pokok atas beberapa obligasi yang diterbitkan Perseroan,” ujarnya dalam keterangan resmi, ditulis Jumat, 24 November.
BACA JUGA:
Ermy menjelaskan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh BEI, apabila suspensi saham berlangsung sekurang-kurangnya 24 bulan dari waktu pengumuman suspensi, maka terdapat potensi delisting saham.
“Sehingga potensi dilakukannya delisting terhadap saham Perseroan baru akan terjadi paling cepat pada bulan Mei 2025,” tuturnya.
Untuk itu, sambung Ermy, perseroan optimistis dapat menyelesaikan review MRA dan mendapatkan persetujuan kreditur perbankan maupun pemegang obligasi sehingga suspensi saham Perseroan dapat segera dibuka kembali di awal tahun depan kuartal I-2024.