Bagikan:

BULUNGAN - PT Green Ammonia Indonesia berharap PLTA Kayan Cascade segera dapat beroperasi.

Pasalnya, pembangunan pabrik amonia di Kawasan Industri yang dikelola PT ISI baru bisa dilakukan ketika sudah ada kepastian dari pembangunan PLTA Kayan.

Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Green amonia Indonesia Hari Supriyadi, di arena pembangunan PLTA Kayan Cascade, Desa Muara Pengean, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu, 10 Desember.

“Kami sangat berharap proyek PLTA ini segera selesai. Kalau ini sudah pasti kami baru bangun pabrik. Kami akan menyelaraskan pembangunan pabrik sesuai dengan pembangunan PLTA ini,” ujar Hari di lokasi.

Lebih lanjut, Hari menjelaskan, alasan pembangunan pabrik amonia harus mengikuti pembangunan PLTA Kayan karena listrik yang dialiri di pabrik harus hijau atau green energy.

“Kita enggak boleh duluan (membangun pabrik), kalau kami duluan, kami tidak ada suplai listrik yang PLTA, kami tidak bisa nyolok ke PLN karena itu nanti produknya bukan green. Jadi, kami harus selalu koordinasi yang bagus dengan tim KHE untuk kita kapan,” ucapnya.

Hari mengatakan, pihaknya akan membangun dua pabrik di kawasan ISI. Selain pabrik amonia juga adalah pabrik hidrogen.

Namun yang baru konfirmasi dan sudah tandatangan MoU adalah pabrik amonia.

Total kedua pabrik tersebut membutuhkan daya listrik sekitar 600 MW.

Masih kata Hari, pabrik amonia yang akan dibangun nanti akan memproduksi amoniak 300 ton per hari atau sekitar 100.000 ton per tahun.

Amonia tersebut akan diekspor ke sejumlah negara di antaranya Jepang dan Korea Selatan.

“Amonia dan hidrogen kami targetnya 1 juta ton saja ini bisa jadi yang terbesar. Karena kita tahu penggunaan amonia sekarang menjadi besar sebagai fuel. Jadi penggunaan aamonia dan hidrogen ini menjadi suatu loncatan ke depan. Jadi, mobil misalnya Toyota itu tidak lagi konsen ke mobil listrik tapi ke mobil hidrogen,” tuturnya.