Bagikan:

BERAU - PT Berau Coal memanfaatkan alat mutakhir dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan untuk memantau perilaku operator dump truck, kecepatan berlebih, dan kelelahan guna memastikan perjalanan yang lebih aman dalam mengangkut batu bara.

Wakil Kepala Teknik Tambang Arintoko Saputro mengatakan, penerapan teknologi berbasis AI yang terapkan Berau Coal adalah Pengawasan Driving Monitoring System (DMS) di area tambang yang memanfaatkan berbagai sensor dan kamera untuk memantau aktivitas pengemudi atau operator kendaraan tambang, serta untuk mendeteksi tindakan tidak aman seperti perilaku berkendara yang kurang aman, kelelahan (fatique), dan kecepatan berkendara yang berlebihan.

“DMS ini untuk mendeteksi tanda-tanda ketika operator fatique, yaitu ketika mata tertutup, menguap, atau badan telah doyong,” ujar Arintoko saat ditemui di area Blok 7 Site Binungan Mine Operation 2, Rabu, 6 Desember.

Arintoko menambahkan, selain deteksi kelelahan, DMS juga mendeteksi perilaku beresiko lainnya seperti penggunaan perangkat seluler atau makan di belakang kemudi.

Menurutnya, tingkat fokus dan stamina yang baik dibutuhkan oleh seluruh pekerja agar dapat menjalankan pekerjaannya untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

“Melalui jaringan sensor dan kamera yang canggih, DMS dengan cermat melacak dan menganalisis perilaku pengemudi secara real time seperti penyimpangan jalur, melihat sekeliling, menelepon hingga merokok,” tambah Arintoko.

Untuk itu, pengelolaan kelelahan (fatique management) dan perilaku (behavior) harus dilakukan untuk mendukung seluruh pekerja agar dapat bekerja dengan aman, khususnya para pekerja yang bekerja dengan potensi bahaya tinggi seperti operator alat berat. Selain itu, perilaku berkendara (driving behavior) juga menjadi perhatian, sehingga bagi pekerja yang berkendara dilarang menggunakan telepon seluler dan melakukan aktivitas lain yang dapat menganggu konsentrasinya.

Lebih jauh ia menambahkan, melalui jaringan sensor dan kamera canggih, DMS dengan cermat melacak dan menganalisis perilaku pengemudi secara real-time seperti penyimpangan jalur & kanan, melihat sekeliling, menelepon, dan merokok.

Selain mendeteksi kelelahan, DMS juga mendeteksi perilaku berisiko lainnya seperti gangguan mengemudi, seperti menggunakan perangkat seluler atau makan di belakang kemudi. Saat ini, ada sekitar 876 unit yang telah dipisahkan dan menggunakan DMS tersebar di seluruh lokasi di unit pengangkutan batubara dan alat transportasi lainnya.

"Dalam operasional pertambangan, jumlah pekerja dan unit alat berat maupun sarana transportasi jumlahnya sangat banyak hingga ribuan. Dalam mobilitasnya, tentu memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya insiden, sehingga perlu sistem pengawasan yang ketat dan terpadu agar potensi bahaya ini dapat dikelola dan dikontrol," kata dia.

Arintoko bilang, sistem pengawasan dengan DMS ini telah dimulai sejak Agustus 2020 dan saat ini telah diimplementasikan di seluruh site PT Berau Coal.

"Inovasi ini melakukan transformasi terhadap proses identifikasi fatigue yang berjalan," imbuh dia.

Ia menambahkan, sebelumnya proses identifikasi kelelahan dilakukan secara manual melalui cek kondisi pekerja di awal shift, fatigue test, bahkan beberapa diantaranya baru diketahui setelah terjadinya insiden. Kini, dengan penggunaan teknologi, kasus fatigue dapat termonitor secara real-time dan dapat ditindaklanjuti (intervensi) secara langsung oleh pengawas sehingga dapat mencegah terjadinya insiden dan mengurangi potensi bahaya terhadap pekerja.

Selain itu, inovasi DMS juga menghasilkan data-data secara real-time yang menjadi dashboard (visual data) untuk analisis lebih lanjut, seperti lokasi rawan yang sering terjadi peringatan (warning), jam rawan fatigue, hari kritis terjadi fatigue, kesesuaian intervensi yang dilakukan dengan total jumlah pelanggaran yang masuk dalam data, dan tren peningkatan/penurunan kasus secara mingguan.

Data-data yang terekam pada sistem DMS juga dapat menjadi evaluasi pasca kegiatan (post-event) terhadap intervensi-intervensi yang telah dilakukan oleh pengawas control room dalam operasional.

"Implementasi DMS pada tahun 2021 berhasil mengurangi angka insiden di jalan pengangkutan batubara (hauling). Pengembangan teknologi DMS ini akan terus dilakukan," pungkas Arintoko.