Bagikan:

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali mengemukakan keinginan perusahaan agar relaksasi ekspor konsentrat tembaga akan diperpanjang hingga fasilitas pemurnian atau smelter beroperasi dengan kapasitas penuh.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan izin relaksasi ekspor hingga 10 Mei 2024.

"Harapan kami relaksasi ekspor konsentrat tembaga dapat terus diberikan sampai smelter tersebut beroperasi penuh," ujar Direktur Utama PTFI Tony Wenas dalam keterangannya kepada media saat mendampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Selasa 28 November.

Tony mengatakan jika dirinya optimis smelter kedua PTFI ini akan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024 dan secara bertahap ramp-up produksi

penuh hingga Desember 2024.

"Progres smelter saat ini diperkirakan mencapai 83 persen. PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023," lanjut dia.

Pada awal 2024, lanjutnya, akan dilakukan pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh peralatan dan fasilitas berfungsi.

"Kami optimistis proyek pembangunan smelter akan selesai sesuai jadwal," katanya.

Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI menanamkan investasi 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar AS.

Setelah beroperasi penuh, smelter mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Adapun smelter pertama PTFI dibangun pada 1996 dengan nama PT Smelting Gresik.

"Kedua fasilitas smelter ini adalah komitmen dan keseriusan PTFI dalam mendukung program hilirisasi nasional. PTFI dan Pemerintah Indonesia terus bahu membahu agar kedua smelter dapat memberi manfaat maksimal bagi semua pihak," pungkas Tony.