Kementerian ESDM Pastikan Program Bagi-bagi <i>Rice Cooker</i> Dilakukan Bulan Ini
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan program bagi-bagi rice cooker atau penanak nasi akan dilakukan di bulan ini. Bahkan, sudah dalam tahap proses pengadaan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, sudah ada sejumlah produsen yang mulai meneken kontrak.

Proses realisasi dari program bagi-bagi alat penanak nasi bertenaga listrik (AML) itu sudah berjalan.

“Tahun ini, kita lagi berjalan. Udah mulai ke pengadaan,” ujarnya saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin, 13 November.

Kata Dadan, target awal di November 2023 seharusnya rice cooker gratis sudah dibagikan ke masyarakat. Tapi, prosesnya saat ini masih pada tahap pengadaan.

“Ya dari sekarang tuh kita melakukan realisasi, tapi kan ada tahapan. Tahapannya itu proses pengadaan ada kontrak,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan proses pengadaam rice cooker ini melalui e-catalog, sehingga setiap produsen dalam negeri bisa ikut terlibat. Sayangnya, Dadang enggan mengungkap merek apa saja yang sudah menemui titik terang.

Meski begitu, Dadan bilang sudah ada perusahaan yang meneken kontrak pengadaan rice cooker gratis tadi.

“Tapi kan basisnya nanti tetep kontrak, sekarang, sekarang beberapa udah kontrak. Kalau sekarang belum kontrak ya gak bakal selesai. Kan tinggal sebulan lagi kedepan, hampir 2 bulan lah,” jelasnya.

Pada proses kontrak ini, sambunc Dadan, produsen akan mengirimkan langsung bantuan rice cooker itu ke alamat para penerima.

“Kita berusaha secepatnya mulai November ini. Kita kirimkan langsung. Kan kita kontraknya itu dengan biaya ngirim, jadi dikirimkan ke sesuai yang alamat itu,” ucapnya.

Terkait data penerima, Dadan menjelaskan, hal ini akan mengacu pada Peraturan Menteri ESDM yang telah diterbitkan. Data ini didapat dari berbagai sumber.

“Datanya banyak, kan ada Permen kan kita ngatur, diusulkan sama Kepala Desa misalkan atau sama Bupati,” katanya.

“Ya kita kombinasikan berbagai macam data. Tapi pasti harus rumah tangga yang sudah memiliki listrik,” sambungnya.