JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara soal anggapan berbagai pihak yang menentang program bagi-bagi alat masak listrik (AML) berupa rice cooker.
Arifin menjelaskan jika program ini bertujuan meningkatkan penggunaan energi bersih dan menekan impor elpiji.
"Kalau nggak dicoba mau ngapain? Kalau enggak dipake, kita mau mengimpor LPG terus? Ada yang suka impor LPG memang?" uajr Arifin kepada media yang dikutip Selasa, 17 Oktober.
Berdasarkan data Kementerian ESDM sebanyak 60 juta rumah tangga di Indonesia masih menggunakan gas melon untuk memasak nasi. Arifin juga menegaskan tujuan pemerintah melakukan pembagi AML tersebut adalah mengurangi defisit impor elpiji 3 kg.
Arifin tidak secara spesifik menyebut merk yang akan dibagikan kepada masyarakat namun dipastikan pembagian itu akan dimulai November mendatang dan menyasar 500.000 rumah tangga. Ia juga menyebut proses penyaluran rice cooker atau alat penanak nasi berbasis listrik gratis akan dilakukan per paket atau tahapan.
Asal tahu saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Sebagai turunannya telah diterbitkan pula Petunjuk Teknis Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
Gagasan pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk memberikan rice cooker gratis ini menjadi sorotan dari beberapa pengamat. Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiasyah mempertanyakan urgensi pemerintah memberikan rice cooker gratis kepada masyarakat.
BACA JUGA:
Menurutnya, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang aneh. Alih-alih memberikan AML gratis, Trubus menilai pemerintah seharusnya memberikan subsidi yang lebih tepat, yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.
Kritik serupa juga dilontarkan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia tidak melihat pembagian rice cooker gratis untuk masyarakat miskin dan rentan miskin adalah jawaban dari dua permasalahan yang dilontarkan Kemen ESDM.
“Ini adalah program yang tidak masuk akal. Pembagian AML ini kan sasarannya adalah rumah tangga miskin dan rentan miskin. Pertanyaannya apa yang mau dimasak pakai rice cooker gratis kalau berasnya saja harganya mahal?” ujar Bhima kepada VOI.