Bagikan:

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) catatkan pencapaian baru pada Rabu, 8 November, dengan memiliki total perusahaan yang tercatat saham mencapai lebih dari 900 perusahaan.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan pencapaian perusahaan tercatat saham yang telah melebihi 900 ini berkat kolaborasi seluruh stakeholders di pasar modal, melalui Initial Public Offering (IPO).

“Hari ini juga merupakan hari bersejarah bagi perjalan pasar modal, di mana hari ini jumlah perusahaan berhasil mencapai angka lebih dari 900 perusahaan,” kata Iman di Main Hall BEI, Rabu, 8 November.

Adapun pada hari ini, terdapat tiga perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yaitu PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) sebagai perusahaan tercatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) sebagai perusahaan tercatat ke-901.

Dengan bertambahnya tiga perusahaan tersebut menambah jumlah perusahaan baru yang tercatat di BEI sebanyak 77 sepanjang tahun ini dengan total dana yang dihimpun (fund raised) mencapai Rp54,3 triliun.

Iman menyampaikan hingga saat ini masih terdapat sekitar 27 perusahaan yang antre atau berada di pipeline untuk IPO.

Jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di BEI saat ini didominasi oleh sektor Consumer Cyclicals yang mencapai 16,9 persen dari total dengan jumlah 152 perusahaan.

Beberapa sektor lainnya yang mendominasi adalah sektor Consumer Non-Cyclicals, sektor Financials dan Basic Materials, masing-masing sebesar 13,7 persen, 11,8 persen dan 11,3 persen dari total perusahaan tercatat di BEI.

Sedangkan secara geografis, persebaran perusahaan tercatat BEI masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4 persen dari total atau sejumlah 643 perusahaan tercatat.

Adapun provinsi dengan perusahaan tercatat terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3 persen dan Banten sebesar 7,7 persen.

Iman menyampaikan BEI optimis bahwa akan semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor usaha di berbagai daerah Indonesia yang mencatatkan sahamnya dan memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.

Selain itu, Iman menambahkan berbagai upaya BEI lakukan untuk menjaring calon perusahaan tercatat adalah dengan memberikan edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, one-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI.

Dalam hal peningkatan kualitas calon perusahaan tercatat, BEI telah melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan.

Setelah diberlakukan penyesuaian Peraturan I-A tersebut, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan tercatat mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh sebesar 254,8 persen.

Sementara itu, rata-rata jumlah dana yang dihimpun (fund raised) dan aset masing-masing mencapai Rp837,7 miliar dan Rp4,8 triliun atau tumbuh 54,8 persen dan 146,1 persen.

Iman mengatakan pasar modal Indonesia juga telah menyediakan sarana e-IPO (e-ipo.co.id) guna mempermudah masyarakat luas untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia, khususnya pada proses penawaran umum perdana.

"Sarana elektronik ini dibangun bukan hanya untuk investor, namun juga untuk masyarakat yang berminat menjadi investor di pasar perdana. Masyarakat yang berminat untuk menjadi investor di pasar perdana dapat langsung membuat rekening efek dan bertransaksi melalui e-IPO," Jelasnya.

Ke depannya, Iman berharap semakin banyak pemilik usaha yang antusias untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan usahanya.

Selain itu, BEI juga berharap stakeholders dapat meningkatkan kolaborasi aktif untuk mengembangkan pasar modal Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing global, sehingga pada akhirnya dapat menguatkan perekonomian Indonesia.