JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini bahwa perdagangan di bursa saham tidak akan terlalu berdampak yang signifikan pada penyelenggaraan pemilihan umum atau pemilu 2024.
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan mengatakan, transaksi di pasar modal tidak akan terlalu berdampak signifikan dengan adanya pesta demokrasi pada tahun depan tidak dan investor sudah mulai terbiasa dengan tahun politik.
“Pemilu 2024 ini tidak hanya di kita saja, negara besar yang akan menggelar Pemilu termasuk Rusia dan negara lainnya. Kayaknya investor mulai terbiasa dengan pemilu walaupun ada gejolak di awal pemilu, tapi mostly setelah itu kondisi aman,” kata Verdi secara virtual, Rabu 13 Desember.
Verdi mengungkapkan secara historis, jika melihat tiga atau empat pemilu sebelumnya, jumlah total transaksi relatif turun, tetapi setelah pemilu, jumlah transaksi akan mengalami peningkatan secara perlahan.
“Pada 2024 saya cukup yakin dan optimistis transaksi kita ini bisa meningkat,” ungkapnya.
Verdy menyampaikan pertumbuhan dari sisi supply dan demand cukup bagus di tahun ini. Dimana jumlah emiten hingga saat ini sudah lebih dari 900 emiten dan jumlah investor lebih dari 5 juta SID.
“Ini menjadi modal kita juga sebetulnya untuk menghadapi 2024, khususnya untuk nilai transaksi,” ujarnya.
Verdy mengatakan pada umumnya jumlah transaksi mengalami kenaikan usai pemilu dan dengan adanya jumlah emiten dan investor yang terus tumbuh, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi pada 2024.
“Untuk menghadapi tahun 2024, khusunya untuk transaksi diharapkan bisa meningkat. Sementara untuk emiten baru, (secara hsitoris) mengalami dalam 6 tahun terakhir jumlah emiten sekitar 50-an,” tegasnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor saham tercatat sebanyak 5,17 juta investor per 30 November 2023, atau naik 16,57 persen secara year-to-date (ytd). Sedangkan jumlah investor keseluruhan di pasar modal tercatat sebesar 12,02 juta investor.
Selain itu, BEI telah merevisi target RNTH pada tahun ini dari sebelumnya sebesar Rp14,75 triliun menjadi Rp10,75 triliun hingga akhir 2023.
Sementara, secara total BEI membidik penerbitan efek baru sebanyak 230 pada 2024 atau naik sekitar 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 200 efek. Adapun, target penerbitan efek baru itu meliputi efek saham, exchange traded fund (ETF), obligasi korporasi baru, dana investasi real estate (DIRE), efek beragun aset (EBA), hingga waran terstruktur.