Bagikan:

JAKARTA - Perbankan harus piawai memanfaatkan pangsa pasar dari generasi milenial dan Gen Z yang sudah fasih dalam menggunakan berbagai aplikasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tren penggunaan mobile banking yang terus bertumbuh di kalangan tersebut seyogyanya dimanfaatkan oleh perbankan dengan menawarkan inovasi dan solusi yang dekat dengan kebutuhan generasi tersebut.

Pengamat Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, bank perlu terus mengembangkan layanan perbankan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan milenial dan Gen Z, misalnya fasilitas split bill, tabungan perumahan, hingga fasilitas perencanaan keuangan pribadi.

"Bank juga bisa menggaet milenial dan Gen Z yang aktif melakukan transaksi saham, reksadana, hingga pembelian obligasi ritel dan emas digital," ujarnya, Selasa 10 Oktober.

Di samping itu, kata dia, mobile banking sangat diperlukan karena pengisian e-wallet yang saat ini penggunaannya meluas juga tetap harus lewat transfer bank.

"Berbagai aktivitas transaksi digital membutuhkan mobile banking termasuk pembayaran lewat Qris," ujarnya.

Bhima menambahkan, generasi milenial dan Gen Z memiliki gaya hidup yang serba cepat dan praktis, sehingga mereka lebih memilih layanan perbankan yang mudah dan efisien. Bank perlu terus aktif menggandeng merchant, terutama di wilayah tier 2 dan tier 3, sehingga fasilitas pembayaran digital seperti Qris makin mudah dijangkau generasi muda.

Berdasarkan Laporan Khusus Jakpat tentang Tren Fintech Indonesia Semester I 2023 terhadap hampir 1.500 responden berusia 17 hingga 54 tahun di seluruh Indonesia, terungkap bahwa 83 persen atau 8 dari 10 responden menggunakan metode pembayaran digital untuk transaksi online dan offline. Dari jumlah tersebut, 52 persen di antaranya menggunakan digital banking, yang mencakup aplikasi mobile banking dan digital banking dari perbankan. Mayoritas merupakan generasi Millennial (45 persen) dan Gen Z (30 persen).

Dalam riset yang sama dijelaskan bahwa fitur utama yang digunakan responden di mobile banking adalah transfer (63 persen), Virtual Account (12 persen), dan top-up e-wallet (10 persen). Sementara itu, hal yang paling dicari pengguna dari aplikasi mobile banking adalah fitur pembayaran tagihan yang lengkap (65 persen), biaya transfer yang rendah atau gratis ke bank lain (58 persen), dan fitur pengelolaan keuangan seperti laporan pemasukan dan pengeluaran (54 persen).

Jakpat melakukan riset tersebut bersama PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon). Hal ini dilakukan untuk mencari tahu perilaku milenial dan Gen Z menggunakan mobile banking, termasuk kebiasaan membandingkan harga barang atau layanan dan mencari fasilitas yang spesial yang diinginkan pada berbagai aplikasi.

Mereka juga bersedia menggunakan lebih dari satu aplikasi mobile banking untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari transaksi tertentu yang mereka ingin lakukan.

Chief Digital Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Andreas Kurniawan mengatakan, berbekal insight tersebut, Danamon menghadirkan D-Bank Pro yang khusus menyasar segmen milenial dan Gen Z dengan menawarkan fitur-fitur yang up to date, cepat, dan mudah sesuai dengan kebutuhan generasi tersebut. Berbagai kemudahan dan kenyamanan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi Danamon sebagai one stop financial solution provider yang menjadi pilihan generasi muda Indonesia.

D-Bank PRO memungkinkan nasabah untuk melakukan transfer ke berbagai bank secara online, dilengkapi fitur BI FAST, QRIS di berbagai merchant favorit dengan cashback hingga Rp1 jutaan/bulan, pembayaran berbagai tagihan dari listrik, air, hingga pembayaran layanan publik seperti pembayaran PBB dan BPJS juga sudah tersedia.

Nasabah juga dapat mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan hingga 36 bulan dengan fitur My Own Installment untuk mempermudah pengaturan cash flow. Selain itu, nasabah dapat bertransaksi valuta asing, dengan live rate yang nilai tukarnya berani diadu mulai dari Rp10 Ribu. Untuk proteksi juga tersedia asuransi kendaraan dan kesehatan, cek saldo, unduh e-statement, ganti PIN atau password, dan aktivasi atau non-aktivasi biometric login dapat dengan mudah dilakukan.

“Transformasi D-Bank PRO didasari oleh pemahaman akan kebutuhan generasi muda sekarang, yang menginginkan layanan perbankan digital yang menawarkan fitur-fitur yang memudahkan mereka dalam bertransaksi dan dapat membantu mereka mengelola keuangan mereka dengan efektif. Ini merupakan bukti komitmen Danamon sebagai bank yang customer-centric untuk secara serius mendengarkan pendapat nasabah dalam mengembangkan solusi keuangan yang sesuai agar nasabah dapat memegang kendali atas kebutuhan dan tujuan keuangan mereka,” tutup dia.