Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa nilai transaksi BI Fast pada sepanjang tahun ini (Januari-Mei 2022) telah mencapai Rp320,6 triliun.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan angka tersebut didapat dari 85,3 juta transaksi nasabah.

“Transaksi meningkat signifikan selama Ramadan dan Idulfitri yang lalu,” ujarnya kepada awak media melalui saluran virtual pada Kamis, 2 Juni.

Secara terperinci, Fili menerangkan pada momentum Ramadan yang lalu terjadi 27,6 juta transaksi dengan taksiran nilai tidak kurang dari Rp107,4 triliun.

“Layanan BI Fast semakin berkembang karena dapat memfasilitasi berbagai transaksi, baik di mobile banking ataupun langsung di teller,” tuturnya.

Sebagai informasi, BI Fast adalah layanan terbaru dari Bank Indonesia yang memungkinkan transaksi perbankan antarbank menjadi lebih murah dengan biaya Rp2.500 dari sebelumnya sekitar Rp6.500.

Fili sendiri menjelaskan jika saat ini sudah ada 52 lembaga keuangan yang telah terhubung dengan fasilitas BI Fast yang dikembangkan bank sentral.

“Jumlah ini sudah mewakili 82 persen dari pangsa pasar sistem pembayaran nasional,” tegas dia.

Adapun, BI Fast sendiri diklaim Fili dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi serta mendukung perluasan inklusi keuangan di Tanah Air.

“Kami berupaya mewujudkan ini dari dua sisi. Pertama dari sisi suplai dengan Bank Indonesia memastikan bahwa sistem ini 24 jam akan terus tersedia dengan kemampuan sistem yang aman serta likuiditas yang selalu terjaga,” katanya.

“Sementara dari sisi demand atau peserta BI Fast (bank), kami mendorong mereka mengoptimalkan layanan ini melalui empat hal, yaitu percepatan implementasi pada kanal utama (mobile banking), memperluas layanan dan kanal, komunikasi dengan nasabah, dan penerapan skema harga yang kompetitif,” tutup Fili.