JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM menandatangani kerja sama (MoU) dengan PT Global Dairi Alami (GDA), yakni perusahaan produsen MilkLife. Kerja sama ini dilakukan untuk mengembangkan ekosistem sapi perah berbasis koperasi.
"Kerja sama ini diharapkan dapat membantu meningkatkan produksi susu sapi segar di Indonesia," kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki yang hadir menyaksikan penandatanganan MoU antara LPDB-KUMKM bersama GDA dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 9 Oktober.
Dalam kerja sama ini, LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan kepada koperasi sebesar Rp5 miliar sebagai modal kerja untuk penyediaan bibit sapi berkualitas, penyediaan pakan hijauan untuk sapi perah, dan juga bisa untuk pembiayaan sarana produksi para petani yang bergabung bersama koperasi.
Teten menilai, kerja sama LPDB-KUMKM dengan GDA merupakan proyek kerja sama yang sangat baik, yang mana Kemenkop UKM menyediakan pembiayaan lewat LPDB, untuk menyalurkannya kepada koperasi yang akan menjadi rantai pasok (supply chain) dari GDA.
"Karena sudah ada kepastian harga dan kepastian marketnya. Jadi, tidak mungkin terjadi kredit macet di LPDB. Kami juga punya KUR Klaster yang dikembangkan lebih besar dari pada kerja sama ini," ujar Teten.
Dia menambahkan, terdapat dua hal penting yang dikerjasamakan petani dengan GDA. Pertama, petani bisa menyuplai kebutuhan pakan sekitar 50 persen sapi dari silase jagung. Kedua, dengan kerja sama penyediaan bibit sapi unggul GDA kepada peternak.
Menurut Teten, dalam memperkuat produksi susu di Tanah Air, ada beragam tantangan yang tak mudah. Mulai dari akses bibit unggulnya hingga suplai makan (pakan ternak) yang baik.
"Contohnya di Subang, ada sekitar 6 ribu hektare (ha) lahan milik dimanfaatkan petani untuk ditanam jagung dalam rangka pengembangan kemitraan pangan ternak dalam meningkatkan produksi susu. Sehingga, betul-betul industri susu meningkat," tuturnya.
Dalam menghadapi semua tantangan tersebut, kata Teten, kerja sama antara pemerintah, industri susu, dan para peternak menjadi kunci sukses.
"Kami terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak, mengatasi permasalahan terkait produksi susu dan mencapai target kemandirian susu di Indonesia," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, MoU dengan GDA memberikan modal kerja kepada para petani dengan ukuran yang berbeda-beda.
"Kami bekerja sama dengan koperasi di sini dengan pembiayaan sekitar Rp5 miliar. Ditargetkan pada Desember 2023, kebutuhan untuk silase hijauan di GDA bisa disuplai sebanyak 50 persen oleh koperasi," ungkapnya.
Supomo mengatakan, jumlah tersebut pun terus meningkat dari kerja sama pertama kali yang hanya mampu menyuplai sekitar 30 persen.
"Desember ini juga akan ada pembiayaan yang kedua. Kami memang terus memperluas kerja sama ini, karena ada keuntungan untuk koperasi dan petaninya," kata dia.
BACA JUGA:
Sementara itu, CEO PT GDA Ihsan Mulia Putri mengatakan, pihaknya memperkuat kerja sama permodalan bagi mitra usahanya dengan LPDB-KUMKM dimulai dengan dilakukannya MoU terkait impor sapi perah 200 Heads bagi Koperasi Peternak Mitra. Kemudian, Kredit Usaha Tebon Jagung bagi Koperasi Tani Mitra.
"Melalui kerja sama ini, GDA ikut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Kami berharap, GDA sebagai pemain susu nasional bersama dengan pemerintah bisa mewujudkan tujuan tersebut," imbuhnya.
Ihsan menambahkan, pihaknya menargetkan untuk dapat memproduksi susu sebanyak 30 liter pada tahun ini. Namun, sekitar 15 liter masih memiliki kekurangan karena minimnya pakan yang berkualitas.
"Sehingga, dalam memenuhi target 30 liter (produksi susu) ini, kami menggandeng koperasi petani," pungkasnya.