YOGYAKARTA – Perbedaan bunga pinjol produktif dan konsumtif terlihat dari besaran biaya balas jasa yang ditetapkan platform pinjaman online (pinjol) kepada nasabah atas pinjaman yang sudah didapatkannya.
Nah, dalam artikel kali ini akan diulas perbedaan bunga pinjol produktif dan konsumtif. Akan tetapi, sebelum itu ketahui dulu apa itu utang produkti dan utang konsumtif.
Utang Produktif Adalah
Dirangkum dari berbagai sumber, utang produktif adalah jenis utang yang akan digunakan untuk keperluan produktif. Artinya, uang yang dipinjam akan digunakan untuk kegiatan yang menambah penghasilan. Diharapkan, uang yang dihasilkan ini jauh lebih banyak jumlahnya sehingga bisa dipakai untuk membayar cicilan dan masih bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan kreditur.
Secara umum, utang produktif dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
- Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
- Kredit usaha
- Kredit modal kerja
Setiap lembaga perbankan yang memberikan utang, bisa saja memiliki nama pinjaman yang berbeda untuk bentuk kredit atau utang produktif nasabah.
Pada intinya, utang produktif adalah utang yang digunakan untuk menambah penghasilan, bisa untuk membeli barang atau aset yang nilainya bisa naik atau modal usaha.
Kendati demikian, jumlah utang produktif tetap harus dikontrol supaya tidak menganggu arus kas bisnis Anda.
Utang konsumtif Adalah
Utang konsumtif adalah pinjaman yang digunakan untuk membeli barang yang dikonsumsi atau digunakan, di mana suatu saat nilainya akan turun.
Utang konsumtif dapat memberikan beban finansial kepada seseorang. Hal ini karena utang konsumtif tidak digunakan untuk menambah penghasilan.
Perbedaan Bunga Pinjol Produktif dan Konsumtif
Bunga pinjol produktif biayanya lebih rendah ketimbang bunga pinjol konsumtif. Hal ini didasarkan pada besaran bunga pinjaman online yang ditetapkan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan, besaran biaya balas jasa untuk utang konsumtif sebesar 0,4 persen per hari. Biaya pinjaman konsumtif artinya besaran biasa balas jasa atas pinjaman dengan tenor kurang dari 30 hari.
“Pinjaman cash loan sebagian besar 0,4 persen untuk jangka waktu 1 bulan maksimum,” ujar Djafar dalam konferensi pers, Jumat, 6 Oktober 2023.
Sedangkan biaya utang untuk sektor produktif berkisar antara 0,03 sampai 0,06 persen per harti. Jika dihitung, jumlah tersebut setara dengan 12 sampai 24 persen per tahun.
BACA JUGA:
Penetapan bunga maksimal 0,4 persen per hari oleh AFPI telah melalui berbagai pertimbangan. Hasil riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2021 menghasilkan bunga ideal maksimal 0,3 persen hingga 0,46 persen per hari, sudah termasuk biaya-biaya.
OJK menggarisbawahi bahwa tidak ada pinjaman multiguna atau konsumtif dengan tenor panjang. Misalnya 1 tahun, yang kemudian dikenakan bunga 0,4 persen per hari atau 146 persen per tahun.
Demikian informasi tentang perbedaan bunga pinjol produktif dan konsumtif. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.