JAKARTA - Pemerintah Indonesia memprioritaskan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan agar bisa lebih berdaya saing global.
Hal tersebut sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0, RIPIN 2015-2035, Undang-undang Cipta Kerja, serta program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Terlebih, Indonesia ditargetkan menjadi hub manufaktur untuk industri farmasi serta alat kesehatan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ada beberapa faktor utama yang membuat Indonesia menarik bagi produsen alat kesehatan, di antaranya pasar yang besar dan terus tumbuh, populasi generasi muda, meningkatnya kelas menengah, kebijakan pemerintah yang probisnis, serta ketersediaan tenaga kerja industri terampil.
"Indonesia akan menjadi negara tujuan yang menarik bagi investor alat kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah produsen peralatan kesehatan yang beroperasi di Indonesia," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 6 Oktober.
Agus mengatakan, pertumbuhan industri alat kesehatan di Indonesia semakin berkembang pesat.
Pada 2021, pasarnya bernilai 3,5 miliar dolar AS dan diperkirakan tumbuh menjadi 6,5 miliar dolar AS pada 2026.
Guna mendukung kebijakan substitusi impor, Kemenperin terus membuka peluang yang menjanjikan untuk para perusahaan berinvestasi di sektor bahan baku untuk industri farmasi dan alat kesehatan.
Upaya tersebut dinilai akan menguatkan struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa berdaya saing global.
BACA JUGA:
Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu langkah kuncinya adalah pemberian insentif untuk memacu investasi dalam penelitian dan pengembangan di sektor industri farmasi dan alat kesehatan.
"Insentif ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi pada sektor-sektor ini dan mendorong pengembangan produk-produk baru dan inovatif yang dapat meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia," ucap Agus.
Selain insentif penelitian dan pengembangan, pemerintah juga terus memprioritaskan pengembangan kapasitas produksi lokal untuk obat esensial dan alat kesehatan.
"Hal ini mencakup upaya untuk menarik lebih banyak investasi ke sektor ini, serta insentif bagi produsen lokal untuk meningkatkan fasilitas dan meningkatkan kemampuan produksi mereka," imbuhnya.