Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, transformasi digital di Indonesia belum sepenuhnya terarah.

Pasalnya, Teten menilai, transformasi digital di Tanah Air terlalu maju di sisi hilirnya saja, namun tidak di hulunya.

"Setelah saya pelajari, ternyata transformasi digital ekonomi (Indonesia) itu tidak terarah, terlalu maju di hilir, bisa di perdagangan, jasa pelayanan keuangan dan lain sebagainya, tapi lemah transformasi digital kita itu di sektor industri, produksi," kata Teten dalam acara Indonesia Digital MeetUp 2023 di Smesco Indonesia, Jakarta, Kamis, 5 Oktober.

Teten mengatakan, Indonesia Masih belum mampu memproduksi produk-produk yang bisa bersaing secara global di pasar.

"Transformasi digital kita itu lemah di sektor industri, produksi, industri manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan, dan kesehatan. Kita (jauh tertinggal dari China)," ujarnya.

Dia menilai, saat ini China merupakan satu-satunya negara yang cukup sukses melakukan transformasi digital di dunia.

Sebab, dampak nilai ekonominya cukup besar terhadap negara tersebut.

China bahkan disebut lebih melesat dampak perekonomiannya dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang telah memulai transformasi lebih dulu pada 1990-an

"Di China memang share digital ekonomi terhadap PDB mereka itu bisa 41,5 persen, itu terbesar di dunia," ucap Teten.

Menurut Teten, faktor keberhasilan China karena membuat smart factory digital.

Industri negara tersebut juga dapat membuat barang dengan kualitas bagus dan dapat bersaing secara global.

"Produk mereka bisa begitu murah, kualitasnya bagus, dan bisa bersaing di Global, tapi kalau kita nggak begitu. Jadi, kita hanya sibuk bagaimana berjualan online," pungkasnya.