Kuasai Pasar Ekonomi Digital, China Justru Perketat Peraturan Perdagangan di Negerinya
Ilustrasi ekspor impor (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Barang-barang impor asal China membanjiri sosial media Indonesia saat ini. Kondisi ini, menjadi isu besar bagi pemerintah. Pasalnya, kehadiran produk impor asal Negeri Tirai Bambu tersebut dinilai dapat mematikan produsen dalam negeri.

Meski China kuasai pasar digital dunia saat ini, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan negara yang dipimpin Xi Jinping ini justru memiliki aturan yang cukup ketat soal tata niaga ekonomi digitalnya.

Bahkan, kata Teten, pasar digital China didominasi produk lokal asal negara tersebut. Sementara produk lokal diseleksi sangat ketat.

“Ekonomi digital di Tiongkok 90 persen dikuasai oleh domestik, asing itu hanya 10 persen. Karena mereka mengatur demikian ketatnya,” jelas Teten dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa, 12 September.

Teten mengatakan China menjadi salah satu negara yang berhasil melakukan akselerasi digital dan melahirkan ekonomi baru yakni ekonomi digital. Namun, tetap melindungi pasar domestik dengan ketat.

“Jadi ekonomi digitalnya tidak membunuh ekonomi lama, itu penting,” ucapnya.

Bahkan, sambung Teten, China juga memisahkan platform perdagangan daring dari media sosial. Misalnya TikTok, kata Teten, platform media sosial dengan platform dagang dipisah.

“Kita tiru model Tiongkok. Nah di Tiongkok platfrom digital tidak boleh monopoli, diatur medsos ya medsos, dagang ya dagang, dipisah. TikTok sendiri di Tiongkok dipisah antara medsos-nya dan shop-nya tapi di Indonesia itu dibolehkan lah yang bodoh siapa?,” ucapnya.

Teten menyayangkan di Indonesia belum ada aturan terkait ini. Padahal, kata Teten, jika tidak segera diatur ekonomi digital bisa menjadi ancaman untuk ekonomi Indonesia.

“Karena itu, kalau tidak segera mengatur ekonomi digital ini, ini bisa jadi ancaman bagi ekonomi domestik. Jadi transformasi digital ini bisa membunuh ekonomi lama,” jelasnya.