Bagikan:

JAKARTA - Proyek terbesar milik Pertamina, Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah mencapai 82 persen.

RDMP Balikpapan memiliki total 5.203 equipment dengan berat mencapai 110.000 ton.

Equipment terberat ada pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator dengan berat 1.099 ton. Sedangkan equipment tertinggi adalah Propane/Proylene dengan tinggi sekitar 110 meter.

RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Pertamina sebanyak 100.000 barrel per hari, sehingga sekaligus nantinya akan menurunkan impor BBM.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, proyek RDMP Balikpapan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena pada saat yang sama kilang eksisting harus terus beroperasi.

“Kita harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” ujar Nicke Widyawati dalam keterangan kepada media, Jumat 29 September.

Nicke menyebut, proyek ini terbagi menjadi dua yakni untuk meningkatkan kapasitas terlebih dahulu, kemudian yang kedua adalah meningkatkan kualitas plus meningkatkan produk dari petrochemical dan juga LPG.

“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap Current Account Defisitnya Indonesia,” kata Nicke.

Nicke menambahkan, kualitas produk yang dihasilkan RDMP Balikpapan juga akan ditingkatkan dari standar Euro2 menjadi Euro5 sehingga lebih ramah lingkungan sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).