Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan bahwa salah satu proyek strategis nasional, yakni Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan selesai paling lambat Bulan September tahun 2025 mendatang.

Hingga saat ini, progres RDMP Balikpapan telah mencapai 91,6 persen.

"2022 waktu saya kesini. Dulu kan baru civil works banyak. Tapi sekarang semuanya sudah terbangun. Jadi tinggal finishing saja. Progress-nya sekarang 91 persen lebih," ujar Arifin yang dikutip Senin, 12 Oktober.

Arifin membeberkan untuk menuntaskan proyek RDMP terdapat sejumlah tantangan, seperti pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang mempengaruhi rantai pasok sistem logistik.

"Kemudian antara proyek owner dengan kontraktor. Nanti mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas. Kita minta manajemen Pertamina untuk bisa ambil langkah. Bagaimana bisa menyelesaikan sehingga selesai tepat waktu dan tepat kualitas," jelasnya.

Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai 7,4 miliar dolar AS. Dari total tersebut, 4,3 miliar dolar berasal dari ekuitas, sedangkan 3,1 miliar dolar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA).

Proyek ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional, karena akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100 ribu barel per hari. Sehingga kapasitas pengolahan menjadi 360 ribu barel per hari.

Lebih lanjut, Menteri Arifin memastikan bahwa September 2025 adalah tenggat waktu terakhir untuk penyelesaian proyek RDMP Balikpapan, karena apabila penyelesaiannya molor akan menimbulkan kerugian.

"Kita tidak mau proyek ini terlambat, sehingga output yang sudah kita targetkan jadi mundur. Kalau additional income, efisiensi bisa kita lakukan. Kalau terlambat kan kita loss," imbuh Arifin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa penyelesaian proyek RDMP Balikpapan masih on track untuk rampung pada September tahun depan, karena progress sekarang sudah mencapai 91,6 persen, dan target hingga akhir tahun meningkat menjadi 96 persen.

"Masih ada 8,4 persen lagi sampai operational acceptance September 2025. Itu yang secara kontraktual, kita masih punya waktu sampai September 2025 untuk menyelesaikan sampai 100 persen," pungkasnya.