JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meninjau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Asal tahu saja, proyek RDMP ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kilo barrel per day (kbpd) menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.
“Ini kali kedua saya berkunjung kemari. Kunjungan pertama di sekitar lokasi proyek ini masih rata tanahnya, sekarang sudah banyak bangunan konstruksi yang sudah terbangun mudah-mudahan proyek ini tidak telat,” ujar Arifin yang dikutip Sabtu, 8 April.
Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KBI).
Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.
Proyek RDMP Balikpapan akan didukung dengan pendanaan yang berasal dari Export Credit Agency dan Commercial Bank dengan target pendanaan 3.1 miliar dolar AS. Skema pendanaan ini merupakan kali pertama proyek kilang di Indonesia didanai oleh ECA.
Adapun proyek dengan nilai investasi mencapai 7,2 miliar dolar AS ini menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 pada fase operasi.
BACA JUGA:
"Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30-35 persen," lanjut Arifin.
Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menjelaskan, selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna substitusi produk impor.
"Dengan progress overall per Maret 2023 yang sudah mencapai 62,13 persen, PSN ini ditargetkan selesai secara bertahap pada Tahun 2024-2025 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan energi dalam negeri," pungkas Nicke.