JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempertanyakan insiden terbakarnya Crude Destilation Unit (CDU) pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Bahlil mengaku dirinya telah menemui Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati untuk memastikan insiden yang terjadi Mei yang lalu murni terbakar atau ada unsur kesengajaan.
"Kemarin saya diskusi sama Bu Dirut Pertamina, RDMP kita di Balikpapan itu kenapa terbakar? Saya sempat tanya ini terbakar beneran atau memang sengaja dibakar," ujar Bahlil yang dikutip Kamis, 10 Oktober.
Bahlil kemudian menyoroti lamanya proyek RDMP Kilang Balikpapan yang tak kunjung rampung.
Ia menyebut, pembangunan itu berlagsung sejak dirinya masih menjabat sebaga Menteri Investasi hingga dirinya menduki jabatan sebagai Menteri ESDM.
"Sejak saya masih di BKPM, saya sudah turun itu tinjau proyek, sampai sekarang tidak selesai-selesai," sambung Bahlil.
Lamanya proyek ini, kata dia, menyebabkan Indonesia masih terus melakukan impor BBM.
Sebelumnya, Menteri ESDM yang saat itu masih dijabat Arifin Tasrif menargetkan kilang RDMP Balikpapan akan beroperasi penuh pada tahun 2025.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan tujuan dilakukannya proyek RDMP Balikpapan.
BACA JUGA:
Selain meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 360.000 barel per hari, tujuan lain yang hendak dicapai adalah peningkatan kualitas produk dan kompleksitas kilang.
"Kilang Balikpapan sebelumnya memiliki kapasitas pengolahan 260.000 barrel per hari. Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahannya meningkat 100.000 barrel per hari. Unit CDU IV yang telah dilakukan revamp saat ini telah beroperasi normal dan telah memproduksi BBM," jelas Taufik.