Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, banyak yang mempertanyakan bagaimana kelanjutan dari kilang-kilang minyak yang sedang dibangun. Salah satunya yang berada di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Nieke mengatakan, meski saat ini pandemi COVID-19 melanda Indonesia, namun pembangunan kilang minyak di Balikpapan terus berjalan. Sekitar 5.000 pekerja di kilang tersebut terus dikerahkan untuk menyelesaikan proyek.

"Banyak sekali pertanyaan bagaimana progres pembangunan kilang. Ini Balikpapan walaupun dengan posisi pandemi, ini tetap jalan. Ada lebih dari 5.000 pekerja yang tetap bekerja di Balikpapan," tuturnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu, 1 Juli.

Lebih lanjut, Nicke menjelaskan, jumlah pekerja akan ditambah lagi pada akhir tahun. Pertamina berkomitmen untuk mementingkan pekerja yang berasal dari sekitar kawasan kilang, salah satunya Penajam Paser Utara.

"Nanti akan bertambah lagi dalam peak time saat progress di pertangahan tahun depan. Itu sudah mencapai 20 ribu pekerja yang ada di Balikpapan. Sebagian besar harus berasal dari dalam negeri," katanya.

Saat ini, kata Nicke, Pertamina terus mempercepat pembangunan kilang, sekaligus mengoptimalkan keterlibatan industri dalam negeri pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR). Optimalisasi sudah dilakukan melalui pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Kilang PT Pertamina (Persero).

Nicke mengatakan, proyek pembangunan kilang ini tersebar di beberapa lokasi. Selain Balikpapan, ada juga di Dumai, Plaju, Cilacap, Balongan, Balikpapan, Tuban, dan wilayah lainnya di Indonesia Timur yang sudah berjalan sampai tahun 2027.

Menurut Nicke, kontrak proyek kilang RDMP Balikpapan mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pertamina sendiri memenuhi kebutuhan investasi itu dengan modal atau ekuitas dan pinjaman dengan porsi 40-60.

"Jadi 40 persen itu ekuitas, 60 persen dari loan," ujarnya.

Sekadar informasi, progres pembangunan kilang RDMP Balikpapan terbagi dalam empat pekerjaan yakni engineering, procurement, construction dan commissioning.

Nicke menjelaskan, RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.

"Jadi crude darimana pun bisa ditampung di sini. Nanti kita blending sehingga kemudian disesuaikan dengan spesifikasi yang paling optimal, menghasilkan gross margin yang paling baik untuk kilang Balikpapan," jelasnya.