BANTEN – Guna meningkatkan ekonomi di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ), PT Tatalogam Lestari, PT Tata Metal Lestar dan Habitat Humanity Indonesia, melatih ratusan tukang agar mendapat sertifikasi pemasangan baja ringan.
Kegiatan yang melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang itu juga sebagai salah satu solusi untuk menekan jumlah pengangguran yang begitu banyak di Tangerang.
Program peningkatan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah di Provinsi Banten ini melalui akses pelatihan Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) dibidang konstruksi. Program yang berlangsung mulai tanggal 20 hingga 30 September 2023.
Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menjelaskan, Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) di bidang konstruksi sangat penting dilakukan karena tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi pekerja saja, namun yang lebih penting adalah kaitannya dengan kualitas konstruksi yang mereka kerjakan.
Dengan tenaga kerja konstruksi bersertifikat, keamanan sebuah bangunan konstruksi jadi lebih terjamin. Dengan begitu kejadian seperti gagal konstruksi yang bisa berdampak pada jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir.
“Penggunaan produk baja ringan yang sudah memiliki standar SNI ditambah dengan pengaplikasian yang tepat yang dilakukan oleh aplikator yang bersertifikat, dapat menekan risiko terjadinya gagal konstruksi. Untuk itu, sertifikasi aplikator baja ringan selama ini sudah menjadi agenda rutin perusahaan. Hasilnya, hingga saat ini sudah ribuan aplikator baja ringan yang sudah kami fasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi dari BNSP ,” terang Stephanus.
BACA JUGA:
Ia menambahkan, kolaborasi antara Tatalogam Group, German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) bersama Habitat Humanity Indonesia ini sendiri merupakan salah satu bentuk implementasi dari kebijakan perusahaannya yang telah mengarusutamakan kebijakan hijau berkesinambungan dalam manajemen dan operasi produksi dengan pilar ESG (environment, social and governance).
“Permasalah sosial seperti kemiskinan dan penganguran merupakan salah satu fokus perhatian perusahaan kami yang telah mengarusutamakan kebijakan hijau berkesinambungan dalam manajemen dan operasi produksi dengan pilar ESG sebagai salah satu upaya dalam mencapai SDGs. Kan ada 17 tujuan yang ingin dicapai dalam SDGs ini, dan diantaranya adalah soal kemiskinan, pengangguran, dan hunian yang aman dan layak bagi semua orang,” terang Stephanus lagi.
Untuk itu ia berharap, para pekerja bangunan yang kali ini menjalani pelatihan dan sertifikasi kompetensi kerja nantinya akan bisa menaikkan taraf hidup mereka dan membuka peluang pekerjaan baru bagi yang lain sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu dalam pencapaian target bersama SDGs 2023. Selain itu ia juga berharap, dengan meningkatnya kapasitas para pekerja yang dibuktikan dengan sertifikasi ini, para pekerja, khususnya di sektor konstruksi dapat meningkatkan daya saingnya menghadapi persaingan usaha yang terus bergerak.