Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan bursa karbon perdana di Indonesia. Peresmian ini dilakukan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 26 September.

"Dengan mengucap Bismilahirohmanirohim saya resmikan bursa karbon Indonesia," ujar Jokowi, Selasa 26 September.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Situ Nurbaya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJk) Mahendra Siregar, PJ Gunernur DKI Jakarta Heru Budi dan pejabat terkait lainnya.

Pada transaksi perdananya, Bursa Karbon mencatatkan volume perdagangan sebesar 459.914 ton carbon equivalen (tCO2e) dengan total perdagangan sebanyak 13 perdagangan, 13total order dan 16 registered users.

Sementara harga per unit carbon senilai Rp69.600. Adapun project yang terdaftar adalah Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk di Sulawesi Utara.

Dalam sambutannya Jokowi mengatakan Indonesia memiliki potensi hingga 1 juta giga ton karbon dioksida yang bisa ditangkap dan bila dikonversi memiliki potensi keuntungan hingga Rp3000 Triliun.

"Bursa karbon yang kita luncurkan hari ini bisa menjadi langkah konkrit untuk Indonesia mencapai target NDc," ujar Jokowi.