Bagikan:

JAKARTA - Perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia barundiresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa, 26 September.

Pada perdagangan perdananya, BEI mencatat terdapat 13 transaksi dengan volume perdagangan sebesar 459.914 ton karbon ekuivalen (tCO2e).

Sedangkan harga per unit karbon tercatat sebesar Rp69.600.

Pada perdagangan perdana ini juga terdapat registered project yang merupakan milik Pertamina yakni proyek Lahendong unit 5 dan unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di Sulawesi Utara.

Karbon yang diperdagangkan ini merupakan karbon vintage medio 2016-2020.

Sementara pada pukul 11.00 WIB, total volume perdagangan tercatat sebesar 459.495 tCO2e dengan pengguna terdaftar sebesar 16 user, serta harga per unit karbon sebesar Rp77.000 dan total order sebanyak 28.

Presiden Joko Widodo meresmikan bursa karbon perdana di Indonesia. Peresmian ini dilakukan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 26 September.

"Dengan mengucap Bismilahirohmanirohim aaya resmikan bursa karbon Indonesia," ujar Jokowi, Selasa, 26 September.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki potensi hingga 1 juta giga ton karbon dioksida yang bisa ditangkap dan bila dikonversi memiliki potensi keuntungan hingga Rp3.000 triliun.

"Bursa karbon yang kita luncurkan hari ini bisa menjadi langkah konkrit untuk Indonesia mencapai target NDc," ujar Jokowi.