Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta PT Pertamina (Persero) untuk melepas sumur-sumur yang sudah idle atau yang sudah tidak aktif kepada investor lokal agar dapat diaktifkan kembali.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan capaian lifting migas dalam negeri demi mengejar target 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030.

"Pertamina konkrit saja, mana yang bisa kalian bisa lakuan mana yang tidak jangan semua sumur kita lakukan tapi produksi engga naik-naik," ujar Bahlil yang dikutip Kamis, 20 September.

Asal tahu saja, Pertamina memegang kuasa atas 70 persen dari total 10.000 sumur migas yang ada di Indonesia. Untuk itu, kata dia, dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, dirinya diberi arahan untuk sumur idle dan sudah matang serta tidak bisa lagi dioptimalkan oleh Pertamina agar diberikan kepada pengusaha migas swasta nasional. Jika nanti tidak bisa ditangani perusahaan dalam negeri baru akan dilepas kepada pengusaha dari luar negeri.

"Atau kolaborasi. Tidak bisa lagi ain sendiri. Jangan merasa ini negara kita tapi jangan sampai kemampuan kita napsu kuda tenaga ayam, engga nyampe juga," lanjut Bahlil.

Untuk itu ia meminta Kementerian dan Lembaga terkait memberikan perizinan dan insentif serta kondisi masyarakat yang baik sehingga invesyasi hulu migas bisa dieksekusi dan meningkatkan nilai ekonomi.

Di Kementerian BKPM, kata dia, memberikan beberapa insentif seperti tax holiday, tax allowance dan impor barang modal.

"Itu semua bisa diselesaikan di Kementerian Investasi karena merujuk pada UU Cipta Kerja," lanjut Bahlil.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menjelaskan terdapat beberapa skema yang yang ditawarkan oleh SKK Migas untuk mengolah sumur idle antaralain Kerja Sama Operasi (KSO) yang bisa dilakukan antarpengusaha dalam negeri. Selain itu terdapat peraturan Menteri ESDM no.1 tahun 2008 terkait pengolahan sumur tua dan bisa dikelola KUD maupun BUMD.

"Di Cepu ada beberapa, Blora, Pasuruan dan sekarang ada di SUmatera Selatan," imbuh Nanang.

Dan skema terakhir adalah pengelolaan idle well yang tidak dikerjakan operator dan ditawarkan kepada service company.

"Dan ini sudah ada ratusan sumur yang produksinya cukup signifikan," pungkas Nanang.