JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menawarkan rancangan pengembangan Super Grid di masa mendatang dalam Forum ASEAN-China.
Arifin berharap, ide ini dapat menekan intermiten antarpulau dan meningkatkan interkonektivitas berbasis energi bersih.
"Interkonektivitas (Super Grid) ini akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi berkelanjutan di seluruh Indonesia," kata Arifin dalam keterangan yang diterima VOI, Rabu 20 September.
Kehadiran Super Grid, sambung Arifin, tak lepas dari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang potensial, yaitu lebih dari 3.600 Gigawatt (GW).
"4,7 GW tenaga surya akan dikembangkan hingga tahun 2030. Sementara target jangka panjang sekitar 421 GW atau 60 persen dari total kapasitas pada tahun 2060," jelasnya.
Selain ide Super Grid, Arifin menekankan peran vital gas bumi sebagai bagian dari percepatan transisi energi bersih. Pemanfaatan gas bumi terus dioptimalkan melalui beberapa program, seperti pembangunan transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi, pembangunan fasilitas infrastruktur (Floating Storage Regasification Unit, Kilang dan Terminal Liquid Natural Gas), gas kota, jaringan pipa, hingga konversi bahan bakar diesel menjadi gas di pembangkit listrik.
"Kami membuka peluang bagi perusahaan gas China untuk berinvestasi pengembangan gas di Indonesia," ungkap Arifin.
Lebih jauh, Arifin menyampaikan, pentingnya pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Apalagi, kata dia, Indonesia memiliki potensi besar dari sumber daya mineral, mulai dari nikel, bauksit, timah, maupun tembaga serta unit pemurnian (smelter) yang tengah digenjot di dalam negeri.
"Letak geografis yang menguntungkan bisa menjadikan Indonesia sebagi hub hilirisasi mineral dan industri teknologi energi bersih," tegasnya.
BACA JUGA:
Pesatnya industri dan inovasi teknologi China digadang-gadang dapat memperkuat mitra kerja sama China-ASEAN sehingga memberikan manfaat terbaik bagi seluruh masyarakat.
"Kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan dengan calon mitra negara sangat penting untuk mengembangkan industri hilir," pungkas Arifin.