JAKARTA - Dalam rangka mengembangkan potensi Energi Baru Terbarukan di sektor ketenagalistrikan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Indonesia berencana membangun Super Grid.
"Indonesia juga berencana membangun Super Grid untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan, sekaligus menjaga stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan," ujar Arifin yang dikutip Senin, 18 September.
Arifin menambahkan, hal ini sejalan dengan langkah Indonesia yang telah mengembangkan peta jalan transisi energi untuk mencapai Net Zero EMision pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Dalam peta jalan ini, kami bertujuan untuk mengembangkan 700 GW energi terbarukan dalam bauran energi, yang berasal dari tenaga surya, air, laut, panas bumi, dan nuklir," beber Arifin.
Ia menambahkan, pembangunan SUper Grid ini akan membuka peluang untuk terhubung dengan ASEAN Power Grid.
Dari sisi permintaan, lanjutnya, Indonesia akan menerapkan beberapa strategi misalnya elektrifikasi di industri, penetrasi kendaraan listrik, pemanfaatan hidrogen, pengembangan jaringan gas kota, dan efisiensi energi.
BACA JUGA:
Ia menambahkan, untuk mempercepat transisi energi diperlukan akses terhadap teknologi rendah karbon dan dukungan keuangan dengan bunga rendah dan pembiayaan berkelanjutan yang mudah diakses.
Lebih jauh ia menyebut negara-negara di ASEAN diberkahi dengan sumber daya energi yang beragam dan berlimpah, khususnya sumber daya energi terbarukan yang berjumlah lebih dari 17.000 Giga Watt (GW) yang sebagian besar berasal dari tenaga surya 15.602 GW dan angin 1.255 GW. Sedangkan cadangan gas sekitar 130 Trillion Cubic Feet (TCF) terutama berasal dari Indonesia 44 TCF, Malaysia 32 TCF, dan Vietnam 22,8 TCF.
"ASEAN dengan sumber daya energi bersih dan terbarukan yang sangat besar telah melakukan upaya terbaiknya dalam menerapkan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission pada pertengahan abad ini," pungkas Arifin.