RI Punya Potensi 3.600 GW, Menteri Arifin: Kita Tak Perlu Ganti Hutan dengan Panel Surya
Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) hingga sebesar 3.600 Giga Watt (GW).

Dari jumlah tersebut, 89 persen di antaranya berasal dari surya.

"Kita harus hati-hati. Kita tidak perlu mengganti hutan kita dengan papan panel surya. Kita harus menjaganya dengan hati-hati," kata Arifin dikutip dari Antara, Kamis, 27 Oktober.

Arifin menuturkan, di dalam peta jalan transisi energi Indonesia, energi surya akan memegang peranan penting dalam memenuhi pasokan pembangunan listrik nasional.

Hal itu lantaran sekitar 21 GW dari total 700 GW kapasitas energi baru terbarukan berasal dari energi surya.

Meski berkomitmen untuk menjalankan ekonomi rendah karbon sekaligus mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, Arifin menyebutkan peran sumber energi tidak terbarukan seperti gas alam memegang peranan penting untuk dikembangkan sebagai jembatan sebelum teknologi EBT mencapai skala ekonomi dan komersial.

"Intermittent solar (penggunaan tenaga surya yang terputus) juga bisa diatasi dengan menerapkan teknologi antara tenaga surya dengan penyimpanan di teknologi tenaga air atau panas bumi," katanya.

Sebagai negara kepulauan, sebut Arifin,  Indonesia membutuhkan jaringan transmisi untuk mengalirkan listrik dari pusat produksi listrik ke pusat konsumsi listrik.

Indonesia juga tengah berencana untuk membangun transmisi super grid untuk menyediakan akses energi dan mengatasi ketidaksesuaian sumber EBT dengan wilayah yang membutuhkan pasokan energi besar.

"Kami juga membuka peluang untuk ekspor listrik EBT ke anggota ASEAN melalui ASEAN Power Grid," imbuhnya.

Arifin mengajak semua pihak untuk ikut berkontribusi dalam penerapan strategi mendukung transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.

Menurut dia, tidak hanya pemerintah dan pebisnis, peran pengembang energi termasuk pengguna seperti sektor komersial dan industri juga dibutuhkan untuk mendukung upaya tersebut.

"Dukungan dari manufaktur lokal dan industri sangat penting agar tercipta manfaat mempertimbangkan Indonesia punya potensi mineral dan mineral kritis sebagai bahan mentah untuk solar PV, baterai dan kabel listrik," katanya.