Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) tengah merancang kembali Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang diperkirakan hingga tahun 2040.

"Saat ini sedang ada diskusi perubahan RUPTL yang diperkirakan sampai di tahun 2040," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo kepada media di acara Nusantara Power Connect 2023, Senin, 11 September.

Darmawan menjelaskan dalam RUPTL terbaru ini PLN dan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian ESDM akan memetakan ketidakcocokan antara sumber-sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) baseload dala skala besar di daerah yang terletak jauh dari daerah dengan demand listrik yang tinggi.

"Untuk itu dalam perencanaan RUPTL yang baru akan dibangun Green enabling transmission line, di mana kondisi missmatch antara sumber energi EBT dengan episentrum demand bisa disesuaikan," lanjut Darmawan.

Untuk itu, lanjut Darmo, direncanakan terdapat penambahan 32 GW EBT baseload yang akan dimasukkan ke dalam ekosistem kelistrikan sampai di tahun 2040.

Lebih jauh ia menjelaskan sebelumnya dalam proses perancangan RUPTL 3 tahun lalu PLN telah memangkas total 13 GW pembangkit tenaga listrik berbasis batu bara atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Dan itu artinya mengurangi emisi GRK sekitar 1,8 miliar ton CO2 selama 25 tahun," imbuh Darmawan.

Selain itu terdapat PLTU yang sudah berkontrak dengan PLN berkapasitas 1,3 GW yang sudah dibatalkan dan diperkirakan mengurangi emisi GRK lebih dari 150 juta ton VO2 dalam 25 tahun.

"Kemudian di saat itu kita merancang RUPTL yang paling hijau dalam sejarah PLN dan Indonesia, 51,6 perse penambahan kapasitasnya berbasis EBT. Kemudian di saat itulah diumumkan ada program net zero emission di tahun 2060," pungkas Darmawan.