JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ASEAN harus mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil dan mulai berpikir untuk melakukan transisi energi.
Saat ini, kata dia, negara-negara ASEAN masih memiliki tergantung energi fosil yang cukup tinggi.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam acara ASEAN-Korea Selatan Sumit. Acara ini dihadiri langsung Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan pemimpin negara ASEAN lainnya.
“Ketergantungan ASEAN terhadap 78 persen sumber energi fosil harus dikurangi,” kata Jokowi saat memberikan pengantar KTT ke-24 ASEAN-Korea di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu 6 September.
Di sisi lain, kata Jokowi, ekonomi digital di ASEAN bakal tumbuh hingga 10 tahun ke depan dan bisa menyumbangkan 1 triliun dolar AS untuk Asia Tenggara.
“Dalam 1 dekade ke depan ekonomi digital di asean terus diperkirakan menyumbang 1 triliun dolar AS GDP kawasan,” tuturnya.
Namun, sambung Jokowi, untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dan mengembangkan ekonomi digital, negara-negara ASEAN membutuhkan investasi. Ia pun berharap kemitraan dan kolaborasi ASEAN-Korea Selatan dapat mewujudkannya.
“Namun transisi energi dan transformasi digital butuh investasi dan transfer teknologi yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan untuk mewujudkannya,” kata Jokowi.
Kata Jokowi, kemitraan di masa depan bisa tercapai bila stabilitas kawasan bisa dijaga. Khususnya, Indo-Pasific yang mencakup semenanjung Korea hingga Asia Tenggara.
“Kemitraan masa depan hanya akan bisa dicapai jika stabilitas kawasan dijaga, jika tensi dan rivalitas diturunkan, jika strategic trust dipertebal, dan jika habit of cooperation ditingkatkan. Ini merupakan tanggung jawab kita semua yang berada di kawasan Indo-Pasific,” ucapnya.
BACA JUGA:
Pada kesempatan ini, Jokowi pun mengapresiasi sikap Korea Selatan yang mendukung forum ASEAN-Indo Pasific.
“Ini adalah wujud nyata kerja sama inkusif utk menjaga stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasific,” katanya.