JAKARTA – Aset kripto XRP kembali menjadi sorotan para investor. Analis kripto, StephIsCrypto (@Steph_iscrypto), baru-baru ini melontarkan prediksi menarik melalu unggahan X. Dia menilai XRP berpotensi mengalami lonjakan harga signifikan dalam waktu dekat. Prediksi ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap korelasi antara XRP dan lonjakan likuiditas global.
Seperti diketahui, likuiditas global merujuk pada jumlah uang yang beredar di pasar keuangan dunia. Ketika likuiditas meningkat, biasanya diikuti oleh kenaikan harga aset berisiko, termasuk cryptocurrency seperti XRP. StephIsCrypto melihat pola historis yang kuat antara peningkatan likuiditas global dan lonjakan harga XRP. Setiap kali bank sentral dunia, seperti Federal Reserve AS, memompa lebih banyak uang ke dalam sistem, harga XRP cenderung mengikuti tren naik.
“XRP memiliki hubungan yang sangat erat dengan likuiditas global,” ujar StephIsCrypto dalam analisisnya, dikutip NewsBTC. “Ketika likuiditas meningkat, investor memiliki lebih banyak uang untuk berinvestasi, termasuk di pasar cryptocurrency. Ini menciptakan permintaan yang lebih tinggi dan mendorong harga naik.”
BACA JUGA:
Indeks Likuiditas Global
Untuk memperkuat argumennya, StephIsCrypto merujuk pada Weighted Global Liquidity Index (WGLI). Indeks ini melacak pasokan uang dunia secara real-time dan dianggap sebagai indikator yang baik untuk mengukur sentimen pasar. Menurut analis ini, setiap kali WGLI menunjukkan kenaikan, harga XRP biasanya mengikuti tren yang sama.
“Data historis menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara WGLI dan harga XRP,” tambah StephIsCrypto. “Ketika WGLI naik, harga XRP hampir selalu ikut naik. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara keduanya.”
Saat ini harga XRP masih relatif stabil diperdagangkan level Rp8.057 berdasarkan data Coingecko pada 4 November 2024. Prediksi kenaikan harga dari StephIsCrypto tentu saja menarik minat para investor. Meski cukup meyakinkan, perlu diingat bahwa pasar cryptocurrency sangat volatil dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari regulasi pemerintah hingga sentimen pasar.