JAKARTA - Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menegaskan jika pihaknya sudah menyiapkan dana jika PT Vale Indonesia melepas 14 persen sahamnya.
Hal ini menjawab pertanyaan anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto yang menanyakan kesiapan dana holding tambang pelat merah ini.
"Ada kekhawatiran ketika saham ini akan didivestasi bisa mencapai 14 persen lebih mencapai 20 persen misalnya, apakah MIND ID siap untuk membeli dan ada uangnya itu?" tanya Mulyanto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan MIND ID, Plt DIrjen Minerba dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Selasa 29 Agustus.
Pertanyan ini lantas dijawab dengan tegas oleh Hendi yang menyatakan pihaknya sudah siap.
"InsyaAllah siap, Pak," tegas Hendi.
Untuk itu, pihaknya meminta dukungan dari para pemangku kepentingan termasuk Kementerian dan Lembaga terkait akan pentingnya konsolidasi aset dan laporan keuangan serta peran MIND ID sebagai pemegang saham pengendali, mengingat secara B2B kewajiban divestasi hanya 11 persen.
"Perlu dukungan pemerintah khususnya Kementerian ESDM untuk memastikan pengaturan kewajiban investasi dan konsekuensi pelepasan wilayah sebagaimana diatur dalam Kontrak Karya (KK) 2014 juga diterapkan dengan jelas dalam IUPK yang akan diberikan rencananya," lanjut Hendi.
Ia juga meminta dukungan agar proses divestasi diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan perpanjangan KK menjadi IUPK.
"Dan juga agar menjamin hak pemerintah dalam kontrak IUPK terjamin. Sekian," pungkas Hendi.
BACA JUGA:
Direktur Keuangan MIND ID, Akhmad Fazri mengatakan, MIND ID akan menggunakan kas internal perusahaan untuk membeli saham yang didivestasikan Vale Indonesia kepada pemerintah melalui MIND ID.
Pasalnya, dividen anak usaha seperti PT Freeport Indonesia terbilang cukup besar.
"Kita internal cash masih ada sih, nanti kita lihat sisanya. Karena kita dapat dividen dari beberapa, kemarin dari PTBA, Timah, Freeport juga regular tiap tiga bulan ada internal cash kita," tuturnya.
"Mungkin dari internal cash kita, karena dari dividen freeport sudah cukup besar. Mungkin sekitar Rp7 triliun," tegas Fazri.