JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah Indonesia ingin mengambil banyak pembelajaran dari pengembangan pembiayaan perumahan di Uni Eropa.
Sri Mulyani mencatat jika kredit perumahan di Benua Biru mencapai porsi 40 persen dari produk domestik bruto (PDB) regional tersebut.
Dia menjelaskan, capaian itu dimulai pada 2015 saat Uni Eropa mencanangkan 2020 funded energy efficient mortgages initiative (EEMI) yang kemudian menjadi katalis pertumbuhan.
“Kami ingin belajar bagaimana mereka mengembangkan ini, termasuk juga dalam kerangka kerja kebijakan, inisiatif, ekosistem, dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan. Kami berharap bisa juga mengembangkan ekosistem yang sama di Indonesia,” ujarnya dalam seminar Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout ASEAN Countries, Selasa, 22 Agustus.
Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia kini tengah mengembangkan kredit pemilikan rumah (KPR) hijau atau green mortgage.
Kata dia, sektor ini memiliki potensi serta impact yang sangat besar di masa depan.
“Demografi Indonesia masih tergolong muda terus tumbuh. Ini membuat permintaan perumahan menjadi kuat. Kami ingin memenuhi ini (kebutuhan hunian) tanpa harus memberikan dampak negatif terhadap lingkungan,” tegasnya.
BACA JUGA:
Bendahara negara ini jika kalangan muda, utamanya milenial, akan menjadi penentu pertumbuhan.
Untuk itu, kesadaran mereka sangat penting untuk bisa tinggal di hunian yang sesuai prinsip berkelanjutan (lingkungan).
“Saya yakin negara-negara di ASEAN juga sudah siap untuk tujuan ini,” tutup Menkeu Sri Mulyani.