JAKARTA - LRT Jabodebek direncanakan akan beroperasi pada akhir Agustus ini dan akan diresmikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kehadiran transportasi massal ini diharapkan ikut berdampak pada penurunan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bakal mendorong integrasi moda transportasi dengan LRT Jabodebek. Mulai dari MRT, KRL, hingga Trans Jakarta.
Tiko sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo mengatakan moda transportasi yang terintegrasi akan memberikan kemudahan dan kenyamanan mobilitas bagi masyarakat.
“Harapannya memang banyak masyarakat yang beralih ke transportasi publik yang di KRL, LRT, nanti juga nyambung ke MRT dan TransJakarta,” tuturnya saat peninjauan LRT Jabodebek bersama sejumlah media di Jakarta, ditulis Selasa, 22 Agustus.
Bahkan, Tiko mengungkapkan LRT Jabodebek juga telah bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi agar layanan seperti bus rapid transit (BRT) dapat melintasi dan berhenti pada stasiun-stasiun LRT.
Selain memudahkan mobilitas masyarakat, Tiko mengatakan keberadaan LRT Jabodebek juga diharapkan ikut membantu menurunkan polusi udara yang ramai dibicarakan di Jakarta dan sekitarnya.
“Indonesia sekarang lagi ramai mengenai polusi. Salah satu harapan kami dari beroperasinya LRT ini menjadi salah satu solusi pengurangan polusi udara,” katanya.
BACA JUGA:
Terkait dengan peresmian dan operasional komersial LRT Jabodebek, Tiko mengatakan kemungkinan akan dilakukan pada 28 Agustus mendatang.
Dari peninjauan di lapangan jelang peresmian, Tiko menilai sejauh ini progres persiapan operasional LRT Jabodebek sudah cukup baik. Mulai dari masalah kenyamanan perjalanan, sistem perangkat lunak (software), maupun sinkronisasi antara pintu kereta dengan pintu stasiun.
“Kami sudah puas dengan hasilnya, kita harapkan ada perbaikan lebih lanjut sebelum pengoperasian 28 Agustus,” ucapnya.