JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memproyeksikan kinerjanya bakal terus bertumbuh di paruh kedua tahun 2023. Beberapa strategi pun disiapkan oleh manajemen produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G ini.
Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat, seperti dikutip dari beberapa sumber mengatakan, pihaknya mempunyai tiga pilar pertumbuhan bisnis di tahun 2023 ini. Hal tersebut terdiri dari penjualan ekspor, pengembangan bisnis B2B dari anak perusahaan yakni PT Semarang Herbal Indoplant (SHI), serta pemerataan distribusi produk.
"Salah satu faktor pendorong kenaikan penjualan SIDO di paruh pertama adalah pemerataan distribusi khususnya untuk produk-produk lama. Diharapkan berikutnya penjualan produk baru atau variasi baru seperti Alangsari Cool, dan berbagai varian baru suplemen akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan," jelas David, dikutip Senin 31 Juli.
Lebih lanjut kata David, demi menjaga pertumbuhan yang konsisten, penambahan produk baru secara rutin juga tetap terus dilakukan oleh Sido Muncul. David mengatakan, perseroan sudah merilis dua produk anyar selama tahun 2023 ini, yakni obat maag tablet dan Suplemen Herbal.
Sido Muncul juga terus berupaya mengembangkan penjualan B2B lewat PT SHI. Untuk menopang strategi perseroan, SIDO menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp197 miliar di tahun ini, dan realisasi capex belum mencapai 40 persen per Juni 2023.
Adaoun capex tersebut, kata David, digunakan untuk pembelian peralatan produksi,peralatan laboratorium/R&D dan penyelesaian project green house. Dengan dibangunnya green house, menurut David, bakal ampu menunjang kestabilan harga dan pasokan bahan baku herbal SIDO ke depan.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, penjualan SIDO naik tipis 2,58 persen year on year (YoY) menjadi Rp1,65 triliun selama semester I 2023. Pada periode yang sama tahun 2022, angka penjualan tercatat senilai Rp1,61 triliun.
Hingga akhir Juni 2023 laba bersih SIDO naik tipis menjadi Rp448,10 miliar. Sebelumnya laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SIDO tercatat Rp445,59 miliar.