Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak masyarakat Indonesia untuk membelanjakan uangnya ke pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian nasional.

“Kalau beli UMKM jangan nawarnya ke bawah, kalau beli UMKM itu nawarnya ke atas, untuk membantu mereka supaya sejahtera,” ujar Perry dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI), dikutip dari Antara, Jumat 14 Juli.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat melakukan perjalanan wisata di dalam negeri dibandingkan ke luar negeri, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Dengan demikian, pihaknya mengajak para pemangku kepentingan untuk melakukan koordinasi dalam upaya meningkatkan belanja produk-produk dalam negeri, meningkatkan wisata di dalam negeri, serta melakukan pengendalian harga.

“Mari kita sukseskan gerakan bangga buatan Indonesia, berwisata di Indonesia, dan pengendalian harga,” ujar Perry.

Perry menjelaskan Gernas BBI adalah program pemerintah sejak 2020 yang bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital, yang diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian 30 juta UMKM Indonesia go digital pada 2024 mendatang.

“UMKM memajukan kaum wanita, memajukan anak- anak bangsa, kaum milenial. Itulah semangat UMKM, untuk penciptaan lapangan kerja,” ujar Perry.

Sementara itu, Ia berharap program GBWI bisa mendorong perjalanan wisatawan ke dalam negeri sebanyak 1,2 sampai 1,4 miliar pada 2023, atau sekitar dua kali lebih banyak dibandingkan dengan capaian tahun 2022.

“Wisata Indonesia sungguh luar biasa, sumber devisa, memajukan bangsa,” ujar Perry.

Sebagai informasi, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam laporan ASEAN Investment Report 2022 pada Oktober 2022 mencatat terdapat sebanyak 65,46 juta pelaku UMKM, dan berkontribusi sebesar 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta mampu menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.