Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan alasan Shell mau melepas hak partisipasi atau participating interest (PI) sebesar 35 persen dengan harga di bawah 1 miliar dolar AS kepada Pertamina.

Menurutnya hal ini dikarenakan Pemerintah mengharapkan Shell bisa mempercepat jalannya proyek ini agar progres negosiasi antara dua perusahaan berjalan cepat.

"Kita harapkan Shell bisa percepat proyek ini supaya segera deal," ujar Dwi kepada media yang dikutip Senin 10 Juni.

Selain itu ia juga mengingatkan bahwa proyek yang dimiliki Shell di Indonesia bukan hanya Proyek Lapangan Abadi Masela melainkan juga downstream business termasuk bisnis energi terbarukan yang aka dilakukan di Indonesia.

"Kita ingatkan anda kan ada bisnis juga di sana sini. Di sini negara sangat berkepentingan menjaga energy security dan Masela ini sangat diharapkan," kata Dwi.

Dengan demikian, lanjut dia, Pertamina siap menggarap proyek lapangan Abadi Masela setelah tandatangan pembelian resmi dilakukan. Adapun nantinya Pertamina akan mengelola Masela bersama perusahaan mias asal Malaysia, Petronas.

Sebelumnya Dwi juga pernah memberikan bocoran terkait besaran porsi hak partisipasi masing-masing perusahaan dalam mengelola Masela.

Dwi menjelaskan, jika berdasarkan info yang diterima, Pertamina akan mengempit sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen.

"Ini tergantung mereka (Pertamina dan Petronas). Kalau tidak salah 20 persen Pertamina, 15 persen Petronas. Pertamina harus lebih besar," ujar Dwi.

Dwi menyebut, kehadiran Petronas mengurangi beban Pertamina dalam mengambil alih PI sebesar 35 persen tersebut.

Kata dia, sejak awal Petronas memang memilki minat yang tinggi untuk bergabung dengan Pertamina dalam mengelola Masela.

"Paling tidak yang kita tahu Petronas cukup berminat maju di situ," jelas Dwi.

Terkait penandatanganan kesepakatan antar perusahaan, kata dia, Pihaknya masih menunggu kedua perusahaan yang tengah menyusun Shares Purchase Agreement (SPA) sehingga ia memprakirakan penandatanganan baru akan berlangsung pertengahan bulan ini.