Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan perusahaan migas asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad, Petronas kian mantap mengelola harta karun Migas di wilayah timur Indonesia, Blok Masela.

Kedua perusahaan migas tersebut nantinya akan mengempit 35 persen hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto yang ditemui di Gedung Kementerian ESDM memberikan bocoran terkait besaran porsi hak partisipasi masing-masing perusahaan dalam mengelola Masela.

Dwi menjelaskan, jika berdasarkan info yang diterima, Pertamina akan mengempit sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen.

"Ini tergantung mereka (Pertamina dan Petronas). Kalau tidak salah 20 persen Pertamina, 15 persen Petronas. Pertamina harus lebih besar," ujarnya yang dikutip Selasa 4 Juli.

Dwi menyebut, kehadiran Petronas mengurangi beban Pertamina dalam mengambil alih PI sebesar 35 persen tersebut.

Kata dia, sejak awal Petronas memang memilki minat yang tinggi untuk bergabung dengan Pertamina dalam mengelola Masela.

"Paling tidak yang kita tahu Petronas cukup berminat maju di situ," jelas Dwi.

Terkait penandatanganan kesepakatan antar perusahaan, kata dia, Pihaknya masih menunggu kedua perusahaan yang tengah menyusun Shares Purchase Agreement (SPA) sehingga ia memprakirakan penandatanganan baru akan berlangsung pertengahan bulan ini.

"Sudah deal di Juni kemarin dan Juli direncanakan penandatanganan," tandas Dwi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, jika proses tersebut akan rampung pada akhir Juni 2023 dan Pertamina akan membayar setengah dari nilai yang disepakati sebagai tanda jadi.

"Targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Itu separuhnya dulu sebagai tnada jadi," ujar Arifin yang ditemui media di Gedung Kementerian ESDM, Jumat, 16 Juni.