Bagikan:

JAKARTA – Tiga inovasi Kementerian Keuangan berhasil masuk sebagai finalis Top Inovasi pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2023 yang diselenggarakan oleh KemenPANRB. Adapun, salah satunya adalah aplikasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian Lembaga (SIMBARA) dari Direktorat Jenderal Anggaran.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam presentasinya pada acara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 mengatakan bahwa SIMBARA merupakan sistem pertama yang mengintegrasikan proses bisnis, sistem, dan data minerba secara komprehensif dari hulu ke hilir.

“SIMBARA ini adalah platform integrasi yang kita bangun supaya para pelaku usaha minerba itu lebih mudah bekerja. Caranya adalah seluruh pelaku usaha menginput data melalui satu single entry data saja,” ujarnya secara daring pada Selasa, 27 Juni.

Wakil Sri Mulyani itu mengungkapkan pada masa lalu para pelaku usaha mineral dan batubara harus melakukan banyak sekali registrasi atau mekanisme penginputan di berbagai macam aplikasi yang berbeda-beda karena regulatornya berbeda.

Hal ini bisa dipermudah dengan hanya melakukan satu kali input melalui aplikasi SIMBARA karena aplikasi ini merupakan sebuah ekosistem yang mengintegrasikan pengelolaan minerba dari hulu ke hilir mulai dari Kementerian ESDM (MVP, MOMS, MODI dan ePNBP), Kemenkeu (Simponi, INSW, Ceisa), Kemendag (Inatrade), Kemenhub (Inaportnet), dan Bank Indonesia (SIMODIS).

“Jadi kalau dulu pelaku usaha itu dia input sendiri-sendiri, ini sekarang menginput ke satu tempat sehingga dokumen fisik bisa kita ganti dengan dokumen yang elektronik dan akhirnya kalau teman-teman di birokrasi melakukan pengawasan, maka pengawasan itu bisa lebih mudah karena single source of truthnya ada di aplikasi SIMBARA ini,” tuturnya.

Suahasil menjelaskan, keunikan SIMBARA adalah mewujudkan lima pilar pengelolaan sumber daya alam Indonesia, yaitu ketelusuran aliran dokumen, barang, uang, pengangkutan, dan entitas/orang secara real time.

“SIMBARA ini sebagai suatu apps kita taruh di dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) yang mana INSW itu telah Ibu Bapak panelis nyatakan juga sebagai inovasi pada tahun 2020. Jadi kita menghubungkan ini sehingga kita mengatakan SIMBARA itu bukan sistem yang sama sekali terpisah tetapi aplikasi yang kita buat dan kita integrasikan dengan sistem yang ada di INSW,” tegasnya.

Adapun, SIMBARA memiliki tingkat adaptabilitas yang sangat tinggi pada sektor lainnya dan saat ini telah menjadi prototype integrasi sistem hulu hilir pada pengelolaan sumber daya alam sektor kehutanan dan perikanan.

SIMBARA juga dapat direplikasi kementerian/lembaga lain dari gagasannya untuk mengintegrasikan pengelolaan dari hulu ke hilir untuk tata kelola komoditas/pelayanan publik lainnya, terutama komoditas/pelayanan publik yang pengelolaannya melibatkan lebih dari satu instansi.