Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkapkan pendapatan negara yang berasal mineral dan batu bara (Minerba) melampaui target dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didorong oleh Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara).

Sri Mulyani menyampaikan meskipun harga komoditas menurun pada tahun 2023 pendapatan negara berasal dari Minerba mencapai Rp172,9 triliun atau tumbuh 18 persen melebihi target dari APBN 2023. Hal tersebut didukung oleh adanya peluncuran dari Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara).

“Tahun 2023 pada saat harga komoditas turun, dan karena kita juga sudah meluncurkan dari Simbara tadi, dan volatilitas harga tentu memengaruhi, kita masih mampu menjaga penerimaan dengan nilai Rp172,9 triliun. Ini pada saat harga komoditas sudah mulai turun, dan ini 18 persen di atas target APBN. Jadi ini adalah sesuatu yang sangat bagus” ujarnya dalam Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Simbara, Senin, 22 Juli.

Meski demikian, Sri Mulyani menyampaikan realisasi pendapatan pada 2023 dari sektor Minerba turun jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang realisasinya mencapai Rp183,5 triliun.

Namun, Sri Mulyani tetap mengapresiasi atas kinerja dari Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menjaga penerimaan negara, khususnya pada penerimaan negara yang bukan pajak (PNBP) dan kepada seluruh pihak yang telah mengadopsi dan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Oleh karena itu saya pada kesempatan pagi hari ini ingin menyampaikan betul-betul apresiasi penghargaan kepada Kementerian/Lembaga yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung terhadap pemerolahan mineral dan batu bara yang menghasilkan penerimaan negara baik bukan pajak dalam bentuk royalti dan berbagai kumutan lain serta dalam bentuk perpajakan,” tuturnya.

Sri Mulyani mengungkapkan sektor mineral dan batu bara (Minerba) di Indonesia memiliki posisi yang vital dalam konstelasi geopolitik dunia hingga untuk bahan baku baterai.

"Barang-barang minerba di Indonesia ini sekarang memiliki posisi luar biasa vital di dalam konstelasi geopolitik dunia. Transformasi energi, transformasi elektrik, transformasi dari baterai dan ini semuanya menempatkan Indonesia dalam posisi yang luar biasa strategis," ujarnya.

Sri Mulyani menyampaikan jika Indonesia mampu dan terus berikhtiar mengorganisir secara baik akan memberikan dampak yang maksimal dan dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat bagi kemakmuran masyarakat.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani menyampaikan, Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) diperluas dari hanya sebelumnya untuk komoditas batu bara kini ditambah dengan komoditas nikel dan timah.

Adapun, melalui implementasi Simbara telah memberikan pemasukan untuk penerimaan negara sebesar Rp7,1 triliun terdiri dari pencegahan modus ilegal mining (Penambangan tanpa izin) sebesar Rp3,47 triliun, tambahan penerimaan negara dari data analitik dan risk profiling dari pelaku usaha senilai Rp2,53 triliun, dan penyelesaian piutang dari hasil penerapan automotic blocking system Simbara Rp1,1 triliun.